Ditlantas Polda Metro Jaya pun sudah menyiapkan sejumlah kantong parkir. GBK dan area sekitar Monas seperti IRTI disebut sebagai beberapa lokasi yang bisa digunakan. Pola parkirnya kurang lebih mirip dengan saat Car Free Day di hari Minggu.
Namun begitu, bukan berarti semua ruas jalan bebas dilewati. Beberapa bagian akan dibatasi aksesnya demi mengamankan jalur evakuasi jika terjadi keadaan darurat.
“Namun tentunya ada beberapa ruas yang memang harus kami batasi, mengingat kita juga perlu mengantisipasi jalur evakuasi,” jelas Komarudin.
Karena itu, imbauannya jelas: gunakan transportasi umum. Warga tak perlu cemas soal pulang larut malam. Sebab, sejumlah moda transportasi massal akan memperpanjang jam operasinya.
TransJakarta, misalnya. Ada 48 rute yang siap melayani dari pagi hari 31 Desember hingga sore hari 1 Januari. Sementara untuk menyambut malam tahun baru, MRT Jakarta akan beroperasi hingga pukul dua dini hari. Pola operasinya cukup rapat, apalagi usai tengah malam, dengan jarak antar kereta hanya lima menit.
Hal serupa berlaku untuk LRT. Menurut Syafrin, layanan akan berjalan dari pukul 05.30 WIB hingga 02.00 WIB keesokan harinya. Headway atau jarak antar jadwal kereta diatur setiap 10 menit.
Jadi, meski tanpa kembang api, Jakarta tetap punya cara sendiri untuk beralih ke tahun yang baru. Lebih khidmat, penuh solidaritas, tapi tetap meriah dengan cahaya drone dan semangat bersama di jalanan yang tertutup untuk kendaraan.
Artikel Terkait
Astra Gerakkan Ratusan Relawan dan Alat Berat untuk Korban Banjir Bandang Aceh-Sumatera
Mengapa Hak Rakyat Dikorbankan untuk Menutupi Kegagalan Parpol?
Tahun Baru Tanpa Dentuman, Jakarta Gelar Malam Doa dan Solidaritas di Bundaran HI
Effendi Gazali: Kasus Ijazah Jokowi Baru Berakhir 2035?