Ari Chandra Tinggalkan Kursi Ketum, Fokus Cetak Kader Pemimpin Berkarakter

- Minggu, 28 Desember 2025 | 10:00 WIB
Ari Chandra Tinggalkan Kursi Ketum, Fokus Cetak Kader Pemimpin Berkarakter

"Tanpa fondasi spiritual dan moral yang kuat, kepemimpinan negara akan rapuh. Karena itu saya memilih kembali membangun manusianya," jelasnya.

Lalu, apa wadah barunya? Archan memilih mengembangkan MANSA, singkatan dari Majelis Negarawan & Saudagar. Ini adalah gerakan non-politik yang fokusnya pada dakwah, pendidikan karakter, dan tentu saja, pembinaan kepemimpinan. Dengan berada di luar politik, ia berharap misinya bisa menjangkau lebih luas, melampaui sekat-sekat kepentingan.

"Dengan berada di luar politik, misi kepemimpinan Islam dapat menjangkau semua kalangan dan bekerja lintas batas kepentingan," ujar Archan.

Konsep yang akan digebernya bernama Eternal Leadership. Ini bukan sekadar pelatihan motivasi biasa, melainkan kerangka kepemimpinan komprehensif yang digali dari sirah Nabawiyah. Tujuannya jelas: membentuk pemimpin yang kokoh spiritual, matang emosional, berintegritas moral, dan strategis dalam bertindak.

Di sisi lain, Partai Pelita sendiri dikenal sebagai partai yang mengusung nilai moral dan keislaman. Di bawah arahan Ketua Majelis Pertimbangan Partai, Prof. Dr. Din Syamsuddin, partai ini tetap berkomitmen sebagai wadah perjuangan politik yang menjunjung etika. Archan menegaskan, mundurnya ini adalah dinamika organisasi yang wajar dan tidak mengurangi rasa hormatnya pada partai.

Pada akhirnya, keputusan Archan ini menandai sebuah kepulangan. Kembali ke peran awalnya sebagai pendidik dan pembina.

"Negeri ini membutuhkan pemimpin masa depan yang kuat secara akhlak, visi, dan keteladanan. Di situlah saya memilih untuk berkhidmat," tutupnya.


Halaman:

Komentar