Memang, Shin Bet masih punya beberapa kontak. Tapi informasinya dangkal, level rendahan. Hampir tidak ada yang bisa memberikan gambaran utuh atau peringatan berarti sebelum tragedi Oktober lalu terjadi.
Skala sebenarnya dari kegagalan ini baru terlihat belakangan. Pasca serangan, baru semua pihak tersadar.
“Baru setelah 7 Oktober menjadi jelas bahwa Hamas adalah musuh terberat di Timur Tengah,” tulis laporan itu lagi.
Akibatnya, citra Israel sebagai negara dengan intelijen kuat pun tercoreng. Banyak pejabat senior kini menyebut peristiwa itu sebagai kegagalan terbesar dalam sejarah intelijen dan militer mereka. Pengakuan ini tentu saja menambah tekanan untuk investigasi internal yang sudah berjalan. Pertanyaannya sekarang: bagaimana bisa mereka salah membaca ancaman sedekat itu, dan gagal mencegah serangan yang akan dikenang dalam sejarah peperangan ini?
Artikel Terkait
Aturan Ketat Poligami Picu Maraknya Nikah Siri di Indonesia
CFD Akhir Tahun di Bundaran HI: Antara Semangat Pagi dan Renungan Menjelang 2026
Syaikh di Manchester Tantang Maut dengan Racun Tikus, Buktikan Kekuatan Iman
Transjakarta Ubah 31 Rute, MRT-LRT Diperpanjang Sampai Dini Hari untuk Car Free Night Tahun Baru