Pernah nggak sih, kita bertanya-tanya dalam hati: kok dunia ini rasanya nggak adil? Kita yang berusaha taat, eh malah dapat ujian bertubi-tubi. Sementara orang lain yang ibadahnya biasa-biasa saja, malah keliatan lancar jaya, doanya kayak dikabulkan lebih cepat. Rasanya bikin iri dan galau.
Namun begitu, dalam Islam, fenomena seperti ini nggak selalu berarti Allah meridhai. Bisa jadi, itu adalah istidraj. Apa itu? Istidraj itu semacam jebakan kenikmatan. Allah memberi kelapangan rezeki dan kemudahan duniawi justru kepada hamba yang lalai, sebagai ujian yang terselubung. Sayangnya, banyak yang terjebak. Mereka mengira kemudahan itu tanda sayang-Nya, padahal sebaliknya. Istidraj itu ibarat permen beracun manis di awal, tapi menyesatkan dan menumpulkan kesadaran.
Contohnya dalam keseharian gampang kita temui. Misalnya, seseorang yang bolong-bolong shalatnya, tapi karirnya malah melejit, usahanya sukses, hidupnya serba enak. Dia pun berpikir, “Ah, nggak shalatin juga nggak apa-apa, toh baik-baik aja.” Nah, kondisi kayak gini patut diwaspadai. Bisa jadi itu ujian dari Allah SWT, yang suatu saat kenikmatannya bisa dicabut secara tiba-tiba, tinggalkan penyesalan yang dalam.
Allah sudah mengingatkan soal ini dalam Al-Qur'an.
فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍۗ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ
Artinya kurang lebih: Ketika mereka melupakan peringatan, Kami bukakan pintu segala kesenangan untuk mereka. Sampai akhirnya, saat mereka bergembira, Kami siksa mereka secara mendadak. Dan jadilah mereka putus asa.
Ayat itu jelas banget. Kelapangan rezeki dan keinginan yang terkabul bukan jaminan ridha Allah. Bisa jadi itu ujian, istidraj, supaya kita nggak kelepasan dan tetap ingat pada-Nya.
Artikel Terkait
Warga Ambil Kayu Hanyut untuk Bertahan Hidup, DPR Malah Ribut soal Sampah
Surga Kuliner Halal di London: The Food District Buka dengan 15+ Rasa Dunia
Intelijen Israel Gagal Total Tanamkan Agen di Jajaran Hamas
Libur Panjang, Destinasi Klasik Ramai dan Ekonomi Lokal Bergeliat