Gemerlap lampu Natal dan tawa riang anak-anak kembali memenuhi kawasan Monas di akhir pekan panjang ini. Sabtu (27/12) lalu, ikon Jakarta itu ramai oleh keluarga dan pasangan yang menghabiskan waktu liburan. Di tengah keriuhan itu, ada sesuatu yang menari-nari di udara: gelembung-gelembung bening yang memantulkan cahaya, sebelum akhirnya pecah menghilang.
Di balik gelembung itu, ada Agung. Pemuda 18 tahun ini memanfaatkan keramaian Monas dengan berjualan balon gelembung seharga sepuluh ribu rupiah per buah. Sederhana, tapi cukup menarik perhatian, terutama bagi anak-anak kecil yang matanya berbinar melihat gelembung beterbangan.
“Ya kesibukan saya jualan balon di sini,” ujar Agung saat ditemui di sekitar Monas, Jakarta Pusat.
“Biasanya jualan ya kalau di sini lagi liburan di Monas, kadang-kadang di dekat Stasiun Kota gitu,” lanjutnya.
Bagi pedagang kecil seperti Agung, perbedaan antara hari biasa dan "long weekend" terasa sangat nyata. Keramaian pengunjung langsung berimbas pada kantongnya. Di hari libur yang sibuk, pendapatannya bisa mencapai angka yang cukup bagus.
“Perbedaannya lebih baik kayak hari weekend kayak gini ya. Ramailah gitu, apalagi banyak anak kecil tadi tuh. Pendapatan saya kalau lagi liburan paling mentok-mentok 500 kalau nggak 600 (ribu),” tuturnya.
Namun begitu, suasana berubah drastis di hari-hari biasa. “Kalau hari biasa tuh ya paling kecil-kecilnya 200, 100 ribu lah. Paling kecil banget ya 50 ribu,” katanya. Uang itulah yang menjadi tumpuan hidupnya sehari-hari.
Di usianya yang masih belia, Agung sudah tak lagi mengenyam bangku sekolah. Ia mengaku terakhir bersekolah saat akan naik ke kelas 2 SMA. Kini, fokusnya adalah membantu ekonomi keluarga.
Artikel Terkait
Ketinggalan di Usia Dua Puluhan: Mengapa Perjalananmu Tak Perlu Dibandingkan
Istidraj: Ketika Kemudahan Dunia Justru Menjadi Jebakan
Zelensky di Luar Negeri, Rusia Klaim Kuasai Dua Kota Kunci di Timur Ukraina
Ayam Bersyahadat dan Pelajaran Toleransi di Hutan Kalimantan