Nah, terkait dengan itu, kemitraan TNI dan media dinilainya sebagai kebutuhan strategis. Bukan basa-basi. Kerja sama ini penting untuk membangun komunikasi publik yang akurat dan menjaga kepercayaan masyarakat. Penghargaan Pena Emas ini sendiri dia anggap sebagai simbol. Pengakuan atas daya juang pena dan kata-kata yang bisa menyalakan semangat kebangsaan.
“Setiap karya jurnalistik yang memberi ruang bagi suara rakyat dan mengedepankan kebenaran, pada hakikatnya merupakan bagian dari bela negara. Karena itu, kegiatan apresiasi seperti ini patut kita dukung bersama,” tegas Ardianzah.
Di akhir amanatnya, dia kembali menegaskan komitmen TNI. Lembaga ini akan terus menjunjung tinggi transparansi dan akuntabilitas informasi publik. Sinergi dengan insan pers sebagai mitra strategis akan diperkuat, semua demi menjaga persatuan.
“TNI berkomitmen untuk terus mengedepankan keterbukaan informasi publik sesuai ketentuan, membangun komunikasi yang sehat, dan menjaga hubungan kemitraan yang profesional dengan insan pers,” pungkasnya.
Acara penghargaan itu sendiri tak hanya melibatkan TNI. Sebanyak 60 tokoh nasional turut diundang. Mulai dari perwakilan kementerian, kepala daerah, institusi pendidikan, hingga pelaku usaha. Mereka semua menerima Penghargaan Apresiasi Bela Negara (ABN) 2025 dari FPRMI. Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang dinilai konsisten menanamkan dan menjalankan nilai-nilai bela negara di berbagai lini kehidupan.
Artikel Terkait
Tragedi di Pegunungan Gayo: Dua Penderes Pinus Ditemukan Tewas dengan Luka Senjata Tajam
Natal di Watutumou Berakhir Gelap Gara-gara Listrik Padam Seharian
Mantos Dipadati Pengunjung Usai Perayaan Natal
Kisah Pilu Sembilan WNI: Kabur dari Kandang Scammer di Kamboja