Rizal Fadhillah: 2026 Berpotensi Jadi “Tahun Kegetiran” di Bawah Pemerintahan Prabowo
Bandung, Rabu – Analisis ini datang di penghujung tahun 2025, membawa peringatan yang suram.
M. Rizal Fadillah, seorang pengamat politik dan kebangsaan, punya pandangan yang cukup gelap tentang masa depan terdekat. Menurutnya, tahun 2026 nanti berpeluang besar menjelma menjadi apa yang ia sebut sebagai year of bitterness tahun penuh kegetiran bagi Indonesia. Dasarnya? Kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang dinilainya gagal total menghadirkan angin perubahan.
Alih-alih membawa semangat baru, rezim yang mulai bekerja sejak Oktober 2024 itu dianggap cuma melanjutkan begitu saja pola kekuasaan sebelumnya. Tanpa koreksi. Tanpa pembaruan berarti. “Rezim baru tanpa semangat baru adalah sesuatu yang naif dan aneh,” ujarnya dalam sebuah pernyataan tertulis.
“Jokowi berhenti bukan sedang melesat ke atas, tetapi meluncur ke bawah. Menjadi pelanjut tanpa reserve dari kemerosotan adalah kebodohan tingkat tinggi,” tegas Rizal.
Baginya, tahun 2025 ini mestinya jadi momen pembuktian. Tapi realitanya? Yang tampak justru sebaliknya. Pola penanganan masalah dianggap amatiran, mengambang, dan jauh dari ketegasan. “Ketegasan hanya berada di ruang ilusi dan omon-omon,” sindirnya. Prabowo, dalam pandangan Rizal, bukan lagi pemimpin harapan, melainkan pemimpin yang gagal dan sulit diharapkan.
Lalu, kenapa justru 2026 yang disebut sebagai puncak masalah? Rizal menguraikan empat alasan pokok.
Artikel Terkait
Bisnis Makanan Gratis: Mimpi Anti Rugi atau Hanya Fatamorgana?
Lansia 62 Tahun Cabuli Bocah SD di Toko Miliknya Sendiri
Di Balik Data dan Digitalisasi: Upaya Menyelaraskan Penyaluran Bansos dengan Realita Warga
Prabowo Soroti Perjuangan Sunyi Satgas Hutan yang Selamatkan Rp 6,6 Triliun