Dwi Aprilia: Dari Asrama Sekolah Rakyat, Mimpi Jadi Dokter Menguat

- Selasa, 23 Desember 2025 | 15:42 WIB
Dwi Aprilia: Dari Asrama Sekolah Rakyat, Mimpi Jadi Dokter Menguat

Tapi sesaat kemudian, ragu menyelimuti wajahnya. “Tapi perjalanan jadi dokter panjang ya, gak gampang. Takut gak mampu,” katanya.

Kekhawatiran itu sangat manusiawi. Membayangkan biaya kuliah kedokteran saja bisa bikin ciut. Tapi Dwi punya tekad yang kuat.

“Aku niat sekali, mau lanjut kuliah dokter. Sudah bilang sama Bu Guru dan Wali Asuh juga. Katanya tenang, nanti dibantu, asal aku belajar yang rajin.”

Nada suaranya mantap kali ini.

Di balik sifat pemalunya, ternyata Dwi punya kecintaan lain: menyanyi. “Aku suka nyanyi dari kelas 5 SD. Di sini juga paling suka mata pelajaran seni. Tapi nggak pernah ikut lomba soalnya malu,” akunya sambil tersenyum kecil.

Percaya dirinya memang belum sepenuhnya mekar. Tapi ada kemajuan yang ia rasakan sejak tinggal di asrama. “Kalau dulu rasa percaya diri aku 40 persen, sekarang udah 80 persen,” ucapnya, terdengar bangga.

Tentu, tinggal jauh dari orang tua bukan perkara gampang. Ayah dan ibunya jarang bisa berkunjung lantaran jarak dan ongkos yang tak murah. Meski begitu, ada satu sosok yang terus memberinya kekuatan. “Aku ngeidolain Ibu. Capek ngurus rumah, anak-anak, kadang sakit, tapi gak pernah ngeluh. Aku kagum banget,” urai Dwi.

Pada akhirnya, Sekolah Rakyat adalah titik balik. Tempat Dwi tak cuma menimba ilmu, tapi juga menempa kemandirian dan keberanian untuk menggapai mimpinya. “Terima kasih karena sudah ada Sekolah Rakyat dan sudah mau menampung kami,” pungkasnya, “walaupun kami masih ada yang bandel.”


Halaman:

Komentar