Di Hotel Vertu, Jakarta Pusat, Senin lalu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan pesan yang tegas. Intinya, pendidikan Islam jangan sampai disamakan begitu saja dengan pendidikan umum. Menurutnya, perbedaan mendasar antara keduanya harus benar-benar jelas, mulai dari cara memandang realitas (ontologi), cara memperoleh pengetahuan (epistemologi), hingga nilai dan tujuannya (aksiologi).
"Kita harus berbeda antara pendidikan Islam dengan pendidikan umum," ujarnya dalam sambutan penerimaan mahasiswa baru PTKIN.
Nasaruddin, yang juga Guru Besar Tafsir, terlihat serius. "Ontologinya bedanya apa, epistemologinya bedanya apa, aksiologinya pun juga bedanya apa, dan kita harus clear jelas di situ. Nah saya belum lihat roadmap-nya ontologi kita bedanya apa, distingsinya apa."
Ia lantas meminta perhatian. "Saya sudah sampaikan beberapa kali, mohon Pak Dirjen diterjemahkan sedikit yang saya, mungkin saya salah tapi kesepakatan itu lebih utama."
Menurutnya, saat ini setidaknya ada tiga rumpun pendidikan yang mesti dipisahkan secara tegas: pendidikan umum (sekuler), pendidikan Islam, dan pesantren. Yang terakhir ini ia sebut lebih takhassus atau bersifat spesialisasi.
Namun begitu, batas antara pendidikan Islam dan pesantren sendiri masih kabur. "Apa perbedaan nomenklaturnya, apa perbedaan ontologi pendidikan Islam dan pendidikan pondok pesantren? Epistemologinya apa bedanya?" tanyanya. "Ini harus bagi tiga ini: pendidikan umum, pendidikan Islam, dan pendidikan pesantren."
Untuk memperjelas, ia memberi contoh konkret. Ontologi pendidikan umum, seperti di ITB atau UGM, bertumpu pada alam yang bisa diindra dan dirasionalkan semata.
"Tapi harusnya kita ikut-ikutan dengan ITB? Ontologi kita beda," tegas Imam Besar Masjid Istiqlal ini. Suaranya meninggi untuk penekanan. "Definisi alam kita beda dengan ITB. ITB alam itu adalah yang bisa diindra. Nah, kita tidak memasukkan alam akhirat sebagai ontologi keilmuan, rusak akidah kita, kan?"
Artikel Terkait
Tes DNA Dilakukan, Nasib Tiga Jemaah Haji Indonesia di Arab Saudi Masih Gelap
Prabowo Targetkan Korban Bencana Pindah ke Huntara Sebelum Ramadan
BRIN Buka Akses Gratis Fasilitas Riset untuk Mahasiswa
Kepala Seksi Kejari HSU Berganti Rompi Oranye Usai Ditangkap KPK