Ayahnya, Mohammad Yatim, adalah pedagang dari Jorong Pisang, Palupuh, Agam, Sumatera Barat. Sementara ibunya, Siandam, berasal dari Kampung Sipisang, Agam, yang merantau ke Jelebu, Malaysia. Di sanalah Rais lahir pada 1942.
Karier politiknya cukup panjang. Dia pernah menjabat Menteri Besar Negeri Sembilan (1978-1982), lalu menduduki beberapa portofolio menteri: Tanah dan Pembangunan Daerah, Penerangan, hingga yang paling terkenal, Menteri Luar Negeri.
Memang, jabatan sebagai Menlu pernah dia pegang dua kali. Pertama di periode 1986-1987. Lalu, dia kembali memegang posisi itu dari Maret 2008 hingga April 2009. Bahkan, namanya semat dicalonkan untuk jadi Sekretaris Jenderal Persemakmuran.
Ada masa di mana dia sempat keluar dari partai dan kembali berprofesi sebagai pengacara. Namun dunia politik rupanya masih memanggil. Tahun 1999 dia kembali ke kabinet. Terakhir, di tahun 2020, Rais diangkat menjadi Senator di Dewan Negara.
Jadi, teguran yang dilontarkannya kepada Tito bukan datang dari sembarang orang. Ia adalah politisi senior yang paham betul seluk-beluk diplomasi regional dan mungkin, juga punya ikatan emosional tersendiri dengan Indonesia.
Artikel Terkait
Khozinudin: Isu Pemaafan Jokowi Cuma Taktik Pecah-Belah Pengungkap Ijazah
Toko Ogah Terima Uang Tunai? Siap-Siap Berurusan dengan Hukum
130 Siswa Nigeria Akhirnya Pulang Setelah Sebulan Jadi Sandera
Harus Suci Dulu Baru Boleh Kritik Korupsi? Ulama Salaf Bilang Itu Tipu Daya Iblis