Bagi banyak orang di dunia, Desember adalah bulan penuh cahaya gemerlap dan sukacita. Tapi di sini, di Aceh, bulan terakhir tahun ini punya rasa yang lain sama sekali. Ia datang membawa kenangan yang berat.
Setiap menjelang tanggal 26, suasana di sini berubah. Langit seakan ikut muram, mengingatkan kami pada gelombang dahsyat yang melanda dua puluh satu tahun silam. Luka lama itu sudah sembuh, tapi bekasnya? Itu akan selamanya melekat dalam ingatan kolektif kami. Dan tahun ini, beban di bulan Desember terasa lebih dalam lagi.
Belum lagi kami selesai bermunafik untuk korban tsunami, bencana baru sudah datang menghantam. Kali ini bukan hanya Aceh. Kabar buruk berdatangan dari seantero Sumatra dari Medan sampai Padang diporak-porandakan oleh banjir dan tanah longsor. Rentetan musibah ini seperti pesan yang jelas: Desember kali ini adalah bulan untuk merenung, bukan berpesta.
Tanpa Larangan Pun, Hati Kami Tak Ingin Pesta
Sebenarnya, di Aceh sudah jadi pemahaman bersama. Perayaan tahun baru Masehi dengan terompet dan kembang api itu rasanya kurang cocok dengan nuansa keislaman dan adat di sini. Pemerintah dan para ulama juga kerap mengingatkan. Tapi situasi sekarang ini lain. Ini sudah melampaui sekadar imbauan.
Jujur saja, tanpa ada larangan resmi pun, saya rasa tak ada seorang pun di Aceh yang punya hati untuk menyalakan kembang api tahun ini. Bagaimana mungkin kita bisa bersorak, sementara di kabupaten lain, saudara-saudara kita sedang berjuang di pengungsian, kedinginan dan ketakutan?
Terlalu egois kalau kami memaksakan diri untuk bergembira. Karena di saat yang sama, yang terbayang justru air bah yang menggulung segala yang dilewatinya.
Rasulullah SAW pernah bersabda dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, bahwa kaum muslimin itu bagaikan satu tubuh. Kalau satu bagian sakit, yang lain ikut merasakan demamnya. Konsep tolong-menolong inilah yang sekarang jauh lebih penting daripada hingar-bingar perayaan.
Artikel Terkait
Dua Pejabat Inalum Ditahan, Diduga Rugikan Negara Rp133 Miliar
Haul Gus Dur, Tokoh Nasional Berkumpul Ingatkan Kedaulatan Rakyat
10 Aplikasi Payroll Unggulan untuk Atasi Kerumitan Penggajian di Indonesia
Wakil Mensos Pimpin Doa Bersama Warga untuk Korban Bencana Sumatera