“Kami sangat kehilangan. Almarhum Kalapas Yoshar dikenal sebagai sosok pemimpin yang membumi, ramah, dan dekat dengan semua kalangan,” ucap Syarifudin, suaranya berat.
Dia melanjutkan, Yoshar bukan sekadar bos. Lebih dari itu, dia adalah seorang mentor. Banyak pegawai muda, terutama para CPNS yang baru masuk, merasa dibimbingnya dengan baik. Sosoknya tegas saat bertugas, tapi hangat dalam keseharian.
Begitu berita meninggalnya tersiar, keluarga besar Lapas langsung bergerak. Mereka berduyun-duyun mendatangi rumah duka di Palembang untuk menyampaikan belasungkawa. Rasa kehilangan itu nyata, terlihat dari wajah-wajah mereka. Doa dan ucapan dukacita mengalir tak hanya dari rekan sejawat, tapi juga dari mitra kerja dan rekan media yang selama ini mengenal Yoshar sebagai pribadi yang mudah diajak bicara.
Kepergian keduanya jelas meninggalkan luka. Namun di balik kesedihan, tersimpan jejak pengabdian yang tak akan mudah dilupakan. Tragedi seperti ini mengingatkan kita semua: di balik seragam dan tugas negara, ada risiko yang mengintai setiap saat. Dedikasi mereka, sungguh, berjalan hingga titik akhir.
Artikel Terkait
10 Aplikasi Payroll Unggulan untuk Atasi Kerumitan Penggajian di Indonesia
Wakil Mensos Pimpin Doa Bersama Warga untuk Korban Bencana Sumatera
Khozinudin Sebut Prabowo-Gibran Bencana Nasional, Unggahan Viral Panas di Facebook
IKN Bersiap Usir Malaria demi Masa Depan Ibu Kota