Muhammadiyah Desak Prabowo Tetapkan Status Darurat Nasional untuk Banjir Sumatera
Pengurus Pusat Muhammadiyah mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera menetapkan status 'Darurat Nasional' bagi bencana banjir bandang yang melanda Sumatera. Desakan ini muncul setelah tiga minggu berlalu, di mana penanganan bencana dinilai jauh dari kata wajar.
Press conference bertajuk 'Mendorong Status Bencana Sumatera Sebagai Bencana Nasional' digelar Jumat lalu. Di sana, Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas dan Rektor UMY Achmad Nurmandi menyampaikan sikap resmi organisasi.
"Penanganan bencana di tiga provinsi dalam tiga minggu ini sangat lambat. Ini kesimpulan yang kita ambil sesudah berkomunikasi dengan perwakilan tiga provinsi melalui zoom," kata Busyro.
Menurutnya, ketegasan Presiden untuk mengeluarkan status darurat bagi Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh punya banyak dampak positif. Bagi korban, keputusan itu secara psikologis bisa memberi ketenangan.
"Bagi para korban, sekarang yang dibutuhkan adalah ketenangan dan itu penting," ujar mantan pimpinan KPK itu.
Di sisi lain, status darurat juga akan menguatkan gerakan sosial yang sudah bergerak sendiri membantu korban. Pendekatan bantuan pun bisa lebih beragam. Yang tak kalah penting, legitimasi Presiden akan semakin kuat pasca penetapan status itu. Ini menandakan dia tak bekerja sendirian.
"Tapi saya ingatkan, penetapan status bencana nasional jangan berhenti di status saja. Pemerintah dan masyarakat sipil harus berani untuk menunjukkan sisi kemanusiaan yang original. Semangat inilah yang menunjukkan sifat luhur kebangsaan kita. Jadi pembantu-pembantunya jangan sampai menghalang-halangi," tegasnya.
Artikel Terkait
Kaki Terjebak Jeruji Besi, Damkar Bogor Selamatkan Ibu di Tepi Jalan
Roy Marten Dikejutkan Tamu Tak Diundang: Ular Sanca 1,5 Meter di Pekarangannya
Kisah Audi: Melawan Stigma dan Biaya demi Kesehatan Mental
PBHI Soroti Celah Hukum Penempatan Polisi Aktif di 17 Lembaga