SOMBONG TAPI TAK PUNYA KEMAMPUAN
Oleh: Ahmad Khozinudin, SH
Paket bantuan kemanusiaan dari Uni Emirat Arab itu akhirnya dikembalikan. Pemerintah Kota Medan memutuskan untuk mengirimnya balik, demi menyelaraskan diri dengan aturan pusat soal bantuan asing. Langkah ini, meski terkesan prosedural, punya riak yang jauh lebih dalam.
Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, menyebut keputusan ini diambil setelah pembicaraan panjang dengan kementerian dan badan penanggulangan bencana di tingkat nasional. Namun begitu, ada aroma lain yang tercium. Sumber masalahnya sepertinya ada di Jakarta.
“Koordinasi sudah kami lakukan secara intensif,” ujarnya.
Di sisi lain, status ‘bencana nasional’ untuk musibah di Sumatera ternyata masih juga tak kunjung ditetapkan oleh Prabowo Subianto. Akibatnya, penanganan jadi serba setengah-setengah. Mobilisasi sumber daya, dari tenaga sampai anggaran, berjalan tersendat. Kehadiran negara terasa kurang greget, bahkan cenderung ala kadarnya.
Dengan menutup pintu bagi bantuan internasional, celah pertolongan bagi korban pun menyempit. Padahal, relawan asing seringkali bisa menjangkau titik-titik yang luput dari perhatian pemerintah. Peluang untuk respons yang lebih cepat dan akurat akhirnya menguap begitu saja.
Artikel Terkait
SIM Keliling Bandung Kembali Hadir, Cek Lokasi dan Syaratnya
Patah Hati yang Kupilih: Kisah Cinta Ben dan Alya Terbelah Agama dan Anak
Menguak Dua Wajah Hukum: Ketika Hakim Berburu Fakta di Balik Bukti
Jejak Panjang Gus Yahya dan Koneksi Global yang Mengoyak PBNU