Rumah mereka terletak di tepian Sungai Kuin, Banjarmasin, persis di pertemuan Sungai Barito dan Martapura. Sebuah rumah semi permanen berlantai dua. Lantai pertamanya berfungsi sebagai ruang tamu sekaligus dapur. Tak ada sofa atau kursi; tamu duduk lesehan. Ruangnya sempit, muat mungkin hanya untuk lima orang dewasa, sehingga gerak pun terasa terbatas.
Lantainya dari potongan kayu yang sudah mulai lapuk di beberapa titik. Harus hati-hati melangkah. Kondisi kamar mandinya jauh dari kata layak. Dinding dan pintu cuma dari seng, sistem sanitasinya seadanya.
Air sungai berwarna coklat jadi penopang hidup sehari-hari. Untuk mencuci, mandi, bahkan untuk minum. Di tengah segala keterbatasan itu, kesabaran Udin akhirnya berbuah manis.
Pemerintah menghadirkan Sekolah Rakyat, program pendidikan gratis berkualitas untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu. Di SRT 9 yang berlokasi di kawasan BBPPKS Banjarmasin ini, fasilitasnya cukup lengkap. Setiap siswa mendapat kasur, kamar mandi bersih, seragam, makan tiga kali sehari, bahkan ada ruang gym.
Mansyah, ayah Udin, pertama kali mendengar soal sekolah ini dari pendamping Program Keluarga Harapan. Ia lantas menawarkan kesempatan itu pada anaknya.
“Anaknya mau, orang tua tinggal menggiring atau mendukung saja,” jelas Mansyah dengan logat Banjar yang kental. “Apalagi Sekolah Rakyat ini aman kan karena mereka tinggal di asrama. Alhamdulillah, nyaman di sana.”
Dan Udin pun membuktikannya. Di Banjarbaru, semangatnya membara. Ia kembali bisa mengejar mimpinya mengenakan seragam hijau tentara.
“Untuk keluarga, ibu dan ayah, sehat-sehat terus, terus semangat,” katanya, sambil mengusap pelan sudut matanya yang basah.
“Terima kasih telah menjaga saya dari kecil sampai sekarang. Terima kasih sudah mendukung saya untuk mengejar cita-cita saya jadi tentara.”
Artikel Terkait
Qatar Siapkan Tunjangan Pernikahan Rp 110 Juta per Tahun untuk PNS
Kemenangan Hukum Fitrah Berujung Promosi, Keluarga Kembali Jadi Prioritas
Parodi Bocah SD: Cermin Keluguannya Publik Dewasa
Ketika Empati dan Kejujuran Menjadi Fondasi yang Terlupakan