Satu Tahun Terhenti, Udin Kembali Mengejar Mimpi di Sekolah Rakyat

- Minggu, 14 Desember 2025 | 13:24 WIB
Satu Tahun Terhenti, Udin Kembali Mengejar Mimpi di Sekolah Rakyat

Bagi Saifudin, yang akrab disapa Udin, Sekolah Rakyat bukan sekadar nama. Tempat itu adalah jawaban. Setelah satu tahun terpaksa berhenti sekolah, rasanya seperti melihat pintu masa depan terbuka kembali. Sekolah ini memang jadi tumpuan banyak anak, yang putus sekolah lantaran desakan ekonomi keluarga.

“Terima kasih Pak Prabowo sudah mendirikan Sekolah Rakyat,” ujar Udin, suaranya terdengar jelas di ruang asrama yang bersih.

Ia adalah satu dari 75 siswa jenjang menengah atas di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 9 Banjarbaru, Kalimantan Selatan. “Sekarang saya bisa melanjutkan sekolah. Dan saya juga berterima kasih karena sudah diberikan fasilitas yang lengkap,” tambahnya, dikutip pada suatu Minggu di pertengahan Desember.

Di SRT yang mulai beroperasi Juli lalu itu, Udin tak cuma mendapat pelajaran. Ia mendapatkan banyak teman baru dari berbagai penjuru Kalimantan Selatan. Semangatnya untuk belajar kembali menyala.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini berjanji akan belajar dengan giat. Ia ingin jadi kebanggaan keluarga. Namun, ingatannya kerap terbawa pada usaha keras kedua orang tuanya. Tak jarang, air matanya tak tertahan saat teringat perjuangan mereka membesarkannya.

“Cita-cita saya pengen jadi tentara,” katanya dengan nada tegas.

“Alasannya, karena ingin membela bangsa dan negeri.”

Sejak lulus SMP, jalan Udin terhenti satu tahun penuh. Biaya menjadi kendala utamanya. Ayahnya, Mansyah (45), mencari nafkah sebagai kuli bangunan. Sang ibu, Laila (43), bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Keadaan itu memaksa Udin turun tangan.

Ia mengisi hari-harinya dengan kerja serabutan. Mulai dari menjaga warung kelontong milik orang, sampai ikut ayahnya angkat material di proyek bangunan. Semua dilakoni demi meringankan beban ekonomi keluarga.

“Saya menerima keadaan keluarga saya dengan cara terus hidup, belajar, menggapai cita-cita,” ujar Udin, suaranya bergetar. “Supaya bisa mengangkat derajat keluarga.”


Halaman:

Komentar