Padahal, nasib para pedagang itu cukup memprihatinkan. Mereka sudah berjualan di lokasi tersebut lebih dari lima tahun. Bangunan yang ludes terbakar bukan cuma lapak tenda, tapi juga kios permanen. Ada penjual Nasi Padang, Pecel Pincuk, sampai Ayam Bakar dan Rica-rica. Untuk pedagang dengan tenda, tercatat ada tiga pedagang durian, sop tiga saudara, plus dua pedagang kuliner lainnya.
Kerugiannya tidak main-main. Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, estimasi sementara kerugian material dari kerusuhan Kamis malam itu menembus angka Rp 1,2 miliar. Nilai itu mencakup kerusakan warung, sepeda motor, mobil, dan kaca-kaca bangunan warga.
“Tapi angka ini belum final,” ucap Budi di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (13/12).
Penyidikan lengkap, menurutnya, belum bisa dilakukan maksimal. Kondisi warga yang masih trauma pasca-kerusuhan menjadi kendala. Polisi masih menunggu laporan resmi.
“Kalau laporan polisi sudah masuk, penyidik pasti akan turun dan melakukan proses upaya paksa terhadap pelaku-pelaku pembakaran tersebut,” tegas Budi.
Sementara itu, di meja dinas, pembahasan tentang bentuk bantuan masih berlangsung. Nasib puluhan pedagang itu, untuk saat ini, seolah menggantung di antara prosedur birokrasi dan kepastian hukum.
Artikel Terkait
Zelensky Buka Opsi Lepas Ambisi NATO, Asal Barat Beri Jaminan Nyata
Di Balik Jeruji, Ferdy Sambo Berkhotbah tentang Kebebasan
Ancaman Pisah dari NKRI Menggantung, Nias Tertekan Usai Bencana dan Kelambanan Pusat
Raffi Ahmad Ungkap Momen Hati Rafathar Luluh Saat Pertemuan Pertama dengan Lily