Xi Jinping Beli Tambang dan Kayu dari Indonesia, Sutoyo Abadi: Perusak Alam Itu Penguasa Kita Sendiri
Duka kembali menyelimuti negeri. Bencana alam datang lagi, merenggut nyawa-nyawa yang tak berdosa. Harta benda pun hanyut tak bersisa, diterjang arus banjir bandang yang ganas.
Menurut Sutoyo Abadi, yang terjadi bukanlah fenomena biasa. "Cuma di Indonesia kayaknya," ujarnya kepada redaksi pada 14 Desember 2025, "banjir bandangnya bukan cuma bawa air dan lumpur. Tapi juga gelondongan kayu besar-besar. Menerjang apa saja di depannya."
Bagi dia, ini jelas bukan kebetulan alam belaka.
"Ini sudah direncanakan dengan rapi. Sistematis," imbuhnya tegas. "Dilakukan oleh para penghianat, perampok lingkungan yang menghancurkan alam kita."
Sutoyo menggambarkan alam yang murka. Hutan sebagai benteng alami dihancurkan. Kayu-kayu yang seharusnya diamankan justru kabur bersama air bah, seolah menunjukkan diri.
Lalu, dengan nada getir, ia seolah menghadirkan dialog antara kayu gelondongan dan manusia.
"Aku menerjang karena kalian cuma diam saat aku dibunuh ditebang oleh manusia-manusia serakah dan bangsat," katanya membayangkan suara kayu itu. "Aku terjang semuanya bukan untuk jahat, cuma peringatan buat kalian."
"Kalian tidak salah, tapi jadi korban. Korban pembalakan liar yang tak terkendali, perambahan hutan yang menggila. Hewan dan air juga marah. Tempat mereka sudah terusik, hutan tempat bersembunyi sudah habis dibabat."
Artikel Terkait
Mahasiswa Terjerat Budaya Sibuk: Perlukah Kita Berhenti Mengejar Produktivitas Tanpa Henti?
Ngopi dan Gorengan Disorot, Denny Sindir Logika Deforestasi Hasan Nasbi
Video Asusila Viral Diklaim dari Pabrik Brebes, Perusahaan Bantah Tegas
UBL dan Mitra Rancang Aksi Nyata Atasi Banjir di Pesawahan