Suasana di Hotel Preanger, Bandung, Jumat lalu, cukup tegang. Sejumlah kiai Nahdlatul Ulama dari berbagai pesantren di Jawa berkumpul. Hasil pertemuan itu mengejutkan: mereka mendesak agar Pengurus Besar NU segera menggelar Musyawarah Luar Biasa.
Desakan ini bukan tanpa sebab. Konflik internal yang memanas pasca pencopotan Gus Yahya dan pengangkatan Zulfa Mustofa sebagai Penjabat Ketum, dinilai sudah keterlaluan. Umat gelisah. Padahal, seruan untuk islah sudah berkali-kali disampaikan. Tapi, ternyata tak digubris.
“Kami forum Kiai NU Jawa menyatakan mosi tidak percaya,” tegas Faris Fuad Hasyim, koordinator forum, dalam rilisnya.
Menurutnya, mosi itu ditujukan ke semua pengurus besar, baik dari kubu Miftahul Akhyar maupun Yahya Cholil Staquf.
Gus Faris, begitu ia disapa, kemudian menyampaikan tuntutan yang lebih keras. Ia meminta Rais Aam, Ketua Tanfidz, hingga Sekjen PBNU hasil Muktamar Lampung untuk mundur. Semua. Itu bentuk pertanggungjawaban atas kekisruhan yang tak kunjung reda.
Jalan keluarnya cuma satu: MLB. Forum tertinggi organisasi itu dianggap sebagai cara paling konstitusional dan bermartabat untuk klarifikasi, evaluasi, sekaligus koreksi total. Agar netral, kepanitiaannya harus melibatkan unsur PBNU, PWNU, dan PCNU.
Artikel Terkait
Pelukan Hangat Prabowo di Tengah Puing Bencana
Di Pangandaran, Pak Wagyo Bertahan dengan Papan Selancar dan Filosofi Sepuasnya
Tragedi Tritih Kulon: Truk Tangki Semen Banting Setir, Empat Nyawa Melayang
Gelar Perkara Tudingan Ijazah Palsu Jokowi Digelar Senin Depan