“Rekapitulasi hari ini dari tiga provinsi menunjukkan 1.006 jiwa,” paparnya.
“Perubahannya di Aceh dari 411 jadi 415. Sumatera Utara dari 343 naik ke 349. Sementara Sumatera Barat dari 241 menjadi 242.”
Perlu dicatat, angka terbaru ini sudah disesuaikan dengan temuan jasad non-korban bencana tadi. Jadi, meski secara total naik, di beberapa titik sebenarnya terjadi pengurangan setelah verifikasi ketat.
“Dinamikanya berbeda-beda tiap provinsi. Ada yang bertambah, ada yang berkurang. Pengurangan itu berasal dari verifikasi berbasis data dukcapil dan identifikasi jasad di lapangan,” jelas Abdul.
“Mereka sudah meninggal sebelumnya, dikubur, lalu makamnya terdampak banjir atau longsor. Kasus-kasus seperti itu sudah kita identifikasi dan keluarkan dari hitungan.”
Di sisi lain, ada kabar yang bisa dibilang sedikit memberi harapan. Jumlah korban hilang dilaporkan mengalami penurunan.
“Dari 226 nama kemarin, sekarang tinggal 217 yang masih dalam pencarian,” tutup Abdul.
Proses verifikasi yang teliti seperti ini memang kerap menyimpan cerita di balik angka. Data bukan sekadar statistik, tapi punya narasinya sendiri.
Artikel Terkait
Mencari Kambing Hitam: Benarkah Pilkada Langsung Biang Kerusakan Moral Politik?
Hamas Tawarkan Perlucutan Senjata, Asal Palestina Merdeka Jadi Nyata
Ibadah di Era Digital: Antara Pencarian Makna dan Godaan Swipe
Trump Tarik Klaim Penangkapan Pelaku Penembakan di Kampus Elite Brown University