Nah, soal qana'ah ini memang salah satu sifat mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam. Intinya, merasa cukup dengan apa yang Allah beri. Tidak serakah, selalu bersyukur baik untuk nikmat kecil apalagi yang besar.
Dalam keseharian, sikap ini jadi penyeimbang jiwa. Hasilnya? Ketenteraman batin, kehidupan sosial yang stabil, dan hubungan dengan Sang Pencipta yang tetap harmonis. Rasulullah SAW sendiri mengajarkan, qana'ah itu cermin keikhlasan hati menerima takdir. Dari situlah muncul kepuasan dan rasa syukur yang tulus.
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
"Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup, dan Allah berikan sifat qana'ah atas apa yang Ia karuniakan."
Umar bin Khattab RA juga pernah berpesan:
لَا تَجْزَعْ مِنْ قَلِيلٍ الرِّزْقِ، فَإِنَّ الْقَلِيلَ لَا يَتَّفِقُ، وَالْقَفِيصُ الَّذِي لَا يُؤَثِّرُ بِأَجَلِ اللَّهِ وَلَا رِزْقِهِ
"Jangan gelisah dengan rezeki yang sedikit. Sebab yang sedikit itu pasti mencukupi. Tak ada yang bisa memengaruhi ajal atau rezeki selain ketetapan Allah."
Pada akhirnya, qana'ah itu buah dari keyakinan dan tawakal yang mendalam. Di situlah letak kebahagiaan sejati: ketika kita ridha dengan segala ketentuan-Nya.
Artikel Terkait
Pelukan Hangat Prabowo di Tengah Puing Bencana
Di Pangandaran, Pak Wagyo Bertahan dengan Papan Selancar dan Filosofi Sepuasnya
Tragedi Tritih Kulon: Truk Tangki Semen Banting Setir, Empat Nyawa Melayang
Gelar Perkara Tudingan Ijazah Palsu Jokowi Digelar Senin Depan