Lumpur tebal masih menyelimuti halaman SMKN 2 Karang Baru di Aceh Tamiang, ketika Menteri Pendidikan, Abdul Mu’ti, datang melihat langsung dampak banjir dan longsor yang terjadi Selasa lalu. Meski bangunannya masih tampak kokoh berdiri, suasana di dalamnya sungguh memprihatinkan. Setiap ruangan kelas, lorong, bahkan sudut-sudut sekolah, tertutup endapan lumpur setinggi pergelangan kaki.
Ditemani kepala sekolah dan sejumlah pejabat kementerian, Mu’ti berkeliling menyaksikan kondisi itu. Sekolah ini bukan sembarang SMK. Ia punya lebih dari seribu siswa dan telah menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan besar untuk penyaluran lulusannya.
“SMK ini total ada 1.000-an murid,” ucap Mu’ti, menegaskan besarnya skala dampak yang harus ditangani.
Sayangnya, meski struktur bangunan selamat, banyak aset berharga yang tak terselamatkan. Salah satunya adalah Interactive Flat Panel (IFP) yang pernah diberikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Peralatan canggih itu kini teronggok tak berdaya, terendam lumpur.
Jangan Dipaksakan
Aceh Tamiang sendiri termasuk wilayah yang paling parah diterjang bencana. Aktivitas warga lumpuh total, jalan-jalan utama masih tertutup material longsor dan genangan. Banyak keluarga terpaksa mengungsi, termasuk anak-anak usia sekolah. Wajar saja jika Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terpaksa dihentikan sementara.
Artikel Terkait
Pesta Pernikahan Berantakan, Calon Pengantin Rugi Rp 100 Juta Gara-gara WO Bodong
AJI Tolak Anugerah Dewan Pers 2025, Sebut Prosesnya Gelap dan Mengkhianati Konstituen
Maret 2026, Akses Medsos Anak Bakal Dibatasi Berdasarkan Usia
Mimpi di Ibu Kota Padam dalam Kobaran Api di Kemayoran