Di wilayah lain seperti Aceh Utara dan Aceh Tamiang, proses evakuasi dan penetrasi ke daerah terdampak masih terus berjalan. Nasir menegaskan, secara teknis sebenarnya tak ada lagi lokasi yang benar-benar tertutup total. Hanya saja, sebagian warga memilih bertahan di rumah mereka yang rusak.
“Mereka tetap di tempatnya. Kita akan dukung dengan tenda yang representatif dan logistik yang mencukupi,” janjinya.
Di lapangan, gabungan tim dari Basarnas, BNPB, TNI, Polri, ditambah relawan dan pemerintah daerah, terus bergerak menuju titik-titik terpencil. Bantuan lewat jalur udara juga masih digelontorkan setiap hari.
“Logistik pada umumnya dapat kita sampaikan baik ke posko pemerintah maupun langsung ke titik terdampak,” tegas Nasir.
Masa Tanggap Darurat Diperpanjang 14 Hari
Melihat kondisi yang masih berat dan cakupan bencana yang begitu luas, pemerintah Aceh pun mengambil langkah. Masa tanggap darurat yang semestinya berakhir pada 11 Desember nanti, akan diperpanjang.
“Dalam rapat bersama Gubernur, kita sepakat memperpanjang masa tanggap darurat selama 14 hari, hingga 25 Desember,” jelas Nasir.
“Namun penetapannya tetap harus dikonsultasikan dengan pemerintah pusat.”
Setelah masa darurat ini usai, barulah fase pemulihan dan program pascabencana benar-benar dimulai. Untuk sekarang, fokusnya masih satu: menyelamatkan nyawa dan memastikan tak ada warga yang kelaparan di tengah reruntuhan.
Artikel Terkait
Bupati Aceh Selatan Disanksi Nonaktif Tiga Bulan Usai Umrah Saat Tanggap Darurat
Tri Tito Karnavian: Fondasi Indonesia Emas Dimulai dari Keluarga
Muhammadiyah Galang Infak Jumat untuk Korban Bencana di Sumatera
Neraka di Kemayoran: 22 Nyawa Melayang dalam Kebakaran Gedung Terra Drone