Hampir dua pekan berlalu, duka masih menyelimuti Sumatera. Marsdya TNI Mohammad Syafii, sang Kepala Basarnas, dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR hari Senin (8/12) lalu, menyampaikan data terbaru yang membuat hati miris. Korban jiwa akibat banjir bandang dan longsor itu mencapai 974 orang. Angkanya nyaris menyentuh seribu. Belum lagi, 298 orang lainnya masih hilang, nasibnya belum jelas.
Syafii menyampaikan laporan itu dengan nada berat.
“Update terakhir per pukul 08.00 pagi tadi, total korban meninggal ada 974 jiwa. Sementara yang masih dalam proses pencarian, 298 orang,” ujarnya.
Di sisi lain, ada hal yang cukup menyulitkan proses identifikasi. Ternyata, banyak jenazah ditemukan jauh dari tempat tinggal aslinya. Mereka terseret arus hingga melintasi batas wilayah.
“Kami laporkan ada selisih data yang cukup signifikan dari laporan sebelumnya soal jumlah pencarian. Setelah update data, cukup banyak korban yang sebenarnya warga dari suatu kabupaten, tapi ditemukan di wilayah lain,” jelas Syafii.
“Alhasil, di kabupaten tempat penemuan, beberapa jenazah langsung diserahkan ke tim DVI baik yang sudah teridentifikasi maupun yang belum. Data ini kami perbarui terus setiap saat,” tambahnya.
Dua Pekan Pencarian, Prioritas Beralih
Operasi SAR kini memasuki hari ke-14. Situasinya berubah. Menurut Syafii, fokus utama Basarnas sekarang bergeser ke evakuasi medis, sambil tetap melanjutkan pencarian di tiga wilayah terdampak: Sumbar, Sumut, dan Aceh.
“Untuk Basarnas, prioritas pertama sekarang adalah evakuasi medis. Pencarian tetap jalan, walau di hari ke-14 ini sudah terjadi perubahan struktur pada korban,” ucapnya.
“Identifikasi lebih lanjut menjadi tanggung jawab DVI Mabes Polri,” sambung Syafii.
Namun begitu, operasi tak bisa dilaksanakan selamanya. Syafii menegaskan bahwa pencarian akan dihentikan jika dinilai sudah tidak efektif lagi. Keputusan itu nantinya akan diambil berdasarkan evaluasi di lapangan.
“Operasi SAR akan kami hentikan apabila dinyatakan sudah tidak efektif untuk dilanjutkan,” pungkasnya.
Artikel Terkait
BMKG Pastikan Indonesia Aman dari Tsunami Usai Gempa 7,3 Magnitudo Guncang Jepang
Gempa 7,6 Magnitudo Guncang Aomori, Peringatan Tsunami Diberlakukan
Sungai di Tanah Datar Tiba-tiba Raib, Ahli Geologi Ungkap Dua Skenario
BMKG Waspadakan Hujan Ekstrem hingga Awal Januari, Jawa Jadi Sorotan