“Sekarang saya tanya kalau koas boleh enggak diterjunkan? Sudah boleh?” tanya Prabowo kala itu.
Budi pun menjawab bahwa yang bisa diturunkan adalah dokter internship, meski tetap butuh pendampingan. “Saya sebenarnya kalau diizinkan saya pinjam 300 dokter kita deploy 3 bulan ke Puskesmas-Puskesmas,” ujarnya.
Permintaan itu muncul setelah Budi mengungkapkan kondisi darurat di lapangan. Banyak dokter setempat yang justru ikut menjadi korban bencana. “Kita kekurangan dokter karena dokter di sana jadi korban juga,” katanya. Untuk menutupi kekurangan itu, dia bahkan sudah meminta bantuan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin untuk menurunkan sekitar 300 dokter dari TNI dan Polri.
Prabowo tampaknya ingin semua sumber daya dimaksimalkan. Ia meminta agar jumlah dokter magang yang tersedia segera dicek, termasuk yang ada di perguruan tinggi.
“[Internship] Bisa ya? Dia kan practice udah bisa. Sekarang dicek ya Pak internship kita sudah berapa yang bisa. 74? Bisa juga kan? Ya kalo koasnya. Saya kira bisa itu perguruan tinggi dikerahkan juga internya, internship,” ucap Presiden.
Jadi, selain mengandalkan tenaga TNI-Polri, upaya penanganan krisis kesehatan di wilayah bencana kini akan ditopang oleh para calon dokter yang sedang magang. Semuanya menunggu akses jalan benar-benar pulih agar bantuan bisa segera sampai.
Artikel Terkait
Tabungan Haji Selamat dari Kubangan Lumpur, Harapan Kembali Bersemi
Jet Tempur Pakistan Beri Kehormatan, Prabowo Disambut Hangat di Islamabad
Dari Dapur Rumah ke Ribuan Porsi: Kisah Maya dan Program Makan Bergizi
Korban Tewas Banjir Bandang Sumatera Hampir Seribu, 298 Masih Hilang