Nicho Silalahi: Izin Konsesi Hutan Picu Banjir dan Longsor di Sumatera
Lagi-lagi, bencana di Sumatera jadi sorotan. Nicho Silalahi, aktivis sosial yang namanya tak asing, tak henti menyuarakan kritik pedasnya. Kali ini, sasarannya adalah respons pemerintah yang dinilainya lamban, bahkan cenderung abai. Data yang ia sodorkan suram: korban jiwa sudah 940 orang. Belum lagi 276 orang masih hilang, ditambah jutaan warga di tiga provinsi yang hidupnya porak-poranda.
Menurut Nicho, angka-angka mengerikan itu seharusnya sudah jadi alasan cukup untuk mendeklarasikan status Bencana Nasional. Sayangnya, realitanya berbeda. "Dengan jumlah korban sebesar itu, seharusnya pemerintah sudah menetapkan status Bencana Nasional. Tetapi sampai sekarang belum dilakukan," ujarnya tegas, Senin lalu.
Ia melihat kondisi di lapangan kian runyam, sementara warga terus terperangkap dalam krisis yang tak tahu ujungnya.
Namun begitu, Nicho tak hanya berhenti pada soal penanganan darurat. Ia menunjuk akar masalah yang jauh lebih dalam. Menurutnya, banjir dan longsor yang meluluhlantakkan Sumatera itu bukan semata musibah alam biasa. Ada tangan manusia di baliknya, tepatnya lewat kebijakan izin konsesi hutan untuk perkebunan skala besar.
"Perusakan hutan terus terjadi. Konsesi diberikan begitu mudah, dan hutan-hutan adat habis dibuka. Ini yang menyebabkan bencana semakin parah," katanya lagi.
Artikel Terkait
Wali Kota Pontianak Pimpin Ribuan Warga Senam, Gaya Hidup Sehat Digenjot Lewat Car Free Day
Empat Jari Tertebas, Semangat Tak Pernah Padam: Kisah Abi Kusno dan Jihad Ekologinya
Konvoi Kemanusiaan Berangkat ke Sumatera, Bantu Korban Banjir dan Longsor
APIB Soroti Akses Tembus Isolasi dan Tuntut Pertanggungjawaban atas Banjir Bandang Terparah