Politikus itu bikin geleng-geleng kepala. Entah dia benar-benar salah paham atau cuma pura-pura nggak ngerti. Soalnya, desakan buat Raja Juli mundur itu sebenarnya bukan gara-gara penanganan bencana. Inti masalahnya jauh lebih dalam dari itu.
Yang jadi sorotan utama justru kondisi hutan yang makin memprihatinkan. Sepanjang periode dia memimpin, terjadi penggundulan hutan yang masif. Belum lagi rencana-rencana alih fungsi lahan yang digodok di era kepemimpinannya luasnya nggak tanggung-tanggung, bikin merinding.
Di sisi lain, latar belakang keilmuannya juga kerap dipertanyakan. Ilmu yang dia punya, jujur saja, nggak nyambung sama sekali dengan kompleksitas dunia kehutanan. Gimana mau ngurus hutan kalau dasarnya aja nggak pas?
Dan yang terakhir, ini yang bikin publik makin gerah: soal kedekatannya yang dianggap main-main dengan para terduga pelaku penebangan liar. Beredar foto-foto yang menunjukkan dia sedang asyik main domino bersama orang-orang yang diduga kuat sebagai aktor di balik praktik ilegal logging itu.
Semua ini yang akhirnya memicu gelombang tuntutan mundur. Bukan sekadar salah urus bencana, tapi lebih ke persoalan fundamental yang menyangkut masa depan lingkungan.
Artikel Terkait
842 Kilogram Obat-obatan dari Yogya Dikirim untuk Korban Bencana di Tiga Provinsi
Jenazah Terakhir Sandera Jadi Kunci Gencatan Senjata Fase Kedua Israel-Hamas
Ketika Ibadah Jadi Konten: Dilema Pamer Kesalehan di Era Digital
Susno Duadji Sindir Menhut: Jangan Lempar Bola ke Presiden, Urusan Banjir Itu Tanggung Jawabmu!