Di posko bencana Aceh, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan adanya ancaman mematikan pasca-banjir. Bukan lagi air bah, melainkan gelombang kedua berupa wabah penyakit. Hal ini ia sampaikan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas Minggu lalu.
"Gelombang kedua dari kematian sesudah bencana adalah penyakit. Nah, penyakit ini yang kita sudah ketemu sekarang," ujar Budi.
Ia menyoroti dua kelompok rentan: ibu hamil yang terlambat ditangani dan pasien cuci darah yang rutinnya terganggu. "Karena banyak sekali cuci darah ini harus seminggu tiga kali, kalau berhenti dia wafat," lanjutnya.
Faktanya, layanan kesehatan di lapangan masih jauh dari normal. Dari 18 wilayah terdampak, baru 12 kabupaten/kota yang rumah sakitnya berfungsi penuh. Enam lainnya masih berjuang. Akibatnya, ruang operasi dan unit dialisis tak bisa berjalan maksimal.
"Ada 6 Pak yang masih belum penuh," katanya.
Wilayah yang dimaksud adalah Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues. Kendala utamanya beragam. Untuk tiga daerah terakhir, masalahnya klasik tapi krusial: akses jalan.
"Jadi kalau ada orang kena (penyakit) di desa, kan ini harus dibawa ke rumah sakit untuk dirawat," jelas Budi.
Artikel Terkait
Banjir Sumatera Terlupakan, Sementara Bencana Lain Ditetapkan
Gaji Guru Bireuen Belum Cair, Diduga Dialihkan untuk Tangani Banjir
Made Supriatma Geleng-geleng: Penguasa Tak Kompeten, Hanya Andalkan Macak di Medsos
Di Tengah Lumpur dan Duka, Prabowo Habiskan Sepiring Nasi Ikan Tongkol Bersama Korban Banjir Aceh