Minggu (7/12) lalu, suasana di Posko Terpadu Penanganan Bencana Alam Aceh, yang berlokasi di Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, cukup berbeda. Presiden Prabowo Subianto secara langsung memimpin rapat terbatas di sana, meninjau upaya penanggulangan bencana yang sedang berlangsung.
Di ruang rapat, hadir pula Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto. Ia memberikan laporan terkini di hadapan presiden. Intinya, meski dengan segala keterbatasan, akses bantuan logistik ke daerah-daerah terisolir akhirnya bisa terpenuhi. "Kami laporkan untuk seluruh daerah terisolir meskipun ratusan logistik semuanya sudah masuk bapak presiden," ujar Suharyanto.
Namun begitu, ia mengakui jumlahnya masih perlu terus ditambah. Kendala utamanya adalah kapasitas pengiriman lewat udara yang memang terbatas.
"Semuanya sudah didorong logistik, pake udara baik didaratkan helinya maupun airdrop," terangnya lebih lanjut. Tapi ada kabar baik: metode pengiriman sudah jauh lebih tertata. Menurut Suharyanto, kini tak ada lagi bantuan yang sekadar dilempar begitu saja dari udara.
"Ada yang pake payung, jadi kami tidak ada lagi yang dilempar ke bawah bapak presiden," jelasnya, merujuk pada penggunaan parasut khusus untuk "airdrop" yang lebih aman dan terarah.
Artikel Terkait
8 Desember: Dari Astraea di Langit hingga Tragedi di Pintu Dakota
Ketika Berita Bencana Menjadi Cermin Luka yang Masih Perih
Presiden Suriah Balas Tuduhan Teroris dengan Sorotan Gaza dan Rezim Assad
Kritik Bukan Ancaman, Ini Alasan Pemimpin Sejati Tak Perlu Takut