“Kami menyampaikan apresiasi, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kementerian Luar Negeri, kepada Diplomat Peduli 2025 terhadap bencana,” ucap Raditya.
Namun begitu, ini baru permulaan. Menurut Raditya, bantuan harus terus mengalir hingga pemulihan benar-benar tuntas. Dia menekankan, pekerjaan besar ini mustahil ditangani sendirian.
“Kami juga tidak bisa bekerja sendiri, seperti disampaikan Pak Menteri tadi, TNI, Polri, unsur masyarakat, dan semua kementerian/lembaga semuanya all out untuk mengatasi bencana ini di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Fase tanggap darurat memang krusial, tapi jalan masih panjang. Rehabilitasi dan rekonstruksi menanti di depan.
“Tentunya ini adalah tahapan yang belum bisa dikatakan akhir, kami terus membuka (bantuan) karena ke depan pastinya kita akan melakukan tahapan-tahapan seperti rehabilitasi, rekonstruksi, dan seterusnya yang tentunya masyarakat yang kehilangan kehidupannya perlu pemulihan,” sambung dia.
Niat baik dari seluruh dunia itu kini telah sampai. Langkah selanjutnya adalah memastikan bantuan itu tepat sasaran, menemui mereka yang paling membutuhkan di tengah reruntuhan.
Artikel Terkait
Bencana Aceh dan Sumatera: 867 Tewas, Ratusan Ribu Warga Mengungsi
Banjir Sumatra: Saat Air Bah Menguji Iman dan Nurani Manusia
Wartawan Diusir dan Diancam Saat Selidiki Dugaan Keracunan Makanan di Ngawi
Banjir Aceh dan Menteri yang Menyebut Gelondongan Kayu Telanjang