Algoritma Qadar: Titik Temu Sains dan Ketetapan Allah
Oleh: Alen Y. Sinaro
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
مَاۤ اَصَا بَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَ رْضِ وَلَا فِيْۤ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْـرَاَ هَا ۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ
لِّـكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَا تَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَاۤ اٰتٰٮكُمْ ۗ وَا للّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَا لٍ فَخُوْرِ
ٱلَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ وَيَأْمُرُوْنَ النَّا سَ بِا لْبُخْلِ ۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّ فَاِ نَّ اللّٰهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ (Q.S Al Hadied [57] : 22-24)
Inti dari ayat-ayat itu jelas: tak ada satu musibah pun, baik di bumi maupun dalam diri kita, yang terjadi secara kebetulan. Semuanya sudah tercatat. Sudah ada di Lauhul Mahfuz jauh sebelum alam semesta ini tercipta. Dari sudut pandang keimanan, ini menegaskan bahwa realitas tidak berjalan secara acak. Tapi coba kita lihat dari kacamata sains. Ayat ini, bagi saya, juga bisa dibaca sebagai pengakuan bahwa semesta bekerja dalam sebuah struktur hukum, pola, dan variabel yang saling terhubung rapi. Manusia baru bisa memetakannya belakangan.
Dalam bahasa ilmu pengetahuan modern, setiap peristiwa punya deterministic framework. Sebuah sistem yang bergerak berdasarkan parameter konsisten. Dinamika lempeng bumi, pola angin global, evolusi virus, bahkan gejolak sosial semuanya mengikuti aturan mainnya sendiri.
Lalu, dalam Surah At-Taghābun ayat 11, Allah menambahkan penjelasan:
Artikel Terkait
Amplop Kebahagiaan Bunda Lina: Menyulam Harapan di Asrama Penuh Cerita
Solidaritas Global untuk Sumatera: Bantuan Diplomat Dunia Tiba di Halim
Dari Cibubur ke Senopati: Kisah Arul dan Pintu Harapan Bernama Magang Nasional
Gus Faris Buka Suara: Konflik di Tubuh PBNU Bukan Soal Yahudi, Tapi Perebutan Tambang