Lantas, seperti apa reformasi yang dibutuhkan?
Dia merinci sejumlah poin penting. Modernisasi kepemimpinan dan pelatihan dengan fokus pada layanan dan teknologi mutlak diperlukan. Begitu pula penguatan unit layanan, revisi materi pelatihan agar lebih humanis berfokus pada manajemen konflik dan pelayanan masyarakat serta memperluas jejaring kemitraan.
Pada tataran praktis, Anshor mendorong Polri mengadopsi cara-cara modern. Pelatihan daring dan berbasis kerja, evaluasi ulang konten kepemimpinan agar lebih transformatif, adalah beberapa langkahnya. Silabus untuk rekrutmen baru pun harus dirombak. Kurangi muatan legalistik yang kaku, perbanyak materi tentang layanan, komunikasi, dan penyelesaian konflik.
Kerja sama dengan berbagai elemen dari biro pemerintah, swasta, hingga sekolah harus ditingkatkan untuk memulihkan dan menjaga ketertiban publik. Pada akhirnya, semua upaya ini bermuara pada satu transformasi besar.
Jalan masih panjang. Tapi mengingat kembali mandat Reformasi '98 bukanlah sekadar romantisme sejarah. Itu adalah tuntutan yang masih menggantung, menunggu untuk ditunaikan.
Artikel Terkait
Bupati Aceh Selatan Berangkat Umrah di Tengah Banjir Besar, Dikritik Abai Rakyat
Sopir Ngantuk, Travel Rombongan Turis China Terbalik di Tol Bali Mandara
Jakarta Terancam Tenggelam: Warga Masih Bergantung pada Air Tanah di Kampung Bandan
Beras Bulog yang Tua: Saat Stok Lama Kehilangan Nyawanya