Mereka bilang ini tumbang alami. Tapi coba lihat potongannya, begitu rapi. Bahkan ada nomor di batang kayunya. Kok bisa?
Menurut sejumlah saksi yang melihat langsung, kondisi di lapangan jauh dari kata "alami". Pohon-pohon itu tergeletak dengan potongan yang presisi, seolah dipotong dengan gergaji mesin, bukan karena angin kencang atau usia tua. Yang lebih mencurigakan lagi, beberapa batang kayu besar terlihat jelas dicap dengan nomor seri.
Di sisi lain, klaim resmi tetap bersikukuh. Penyebabnya disebut-sebut faktor cuaca ekstrem. Namun begitu, bagi yang pernah hidup dekat hutan, penjelasan itu terdengar janggal. Hutan tak pernah hilang begitu saja. Ia dikeruk, ditebang, dan diambil isinya demi keuntungan sesaat. Selama pola itu terus berlangsung, bencana alam banjir bandang, tanah longsor, kekeringan hanya akan menjadi tamu yang semakin sering datang.
waw 👍
— 𝐂𝐚𝐤 𝐃𝐞𝐞𝐩🚴♂️ (@CakD3pp) December 4, 2025
Artikel Terkait
Korban Tewas Banjir-Longsor Sumatera Tembus 836 Jiwa, 509 Masih Hilang
Tanggul Jebol, Banjir Bandang Terjang Desa Mekar Rahayu dan Porak-Porandakan Penghidupan Warga
Kemhan Hapus Cuitan Lomba Tenis, Dikecam Tak Peka Saat Korban Banjir Berduka
Tawa di Tengah Lumpur: Ketika Korban Banjir Tertawa Mengusir Duka