Di Balik Tenda Proyek, Perang Dua Wajah Jurnalisme Terbongkar

- Jumat, 05 Desember 2025 | 06:06 WIB
Di Balik Tenda Proyek, Perang Dua Wajah Jurnalisme Terbongkar

Diam sejenak. Mereka saling pandang, bingung.

"Veri... fikasi? Itu semacam jimat biar kebal pasal ITE?" tanya Jarwo dengan polosnya.

"Maksud saya, media Abang punya badan hukum yang jelas? Legal?" coba Fitrah jabarkan.

"Ah, yang penting bisa tayang, Dek! Copy-paste, beres. Itu namanya efisiensi!" jawab Jarwo penuh keyakinan, seolah sedang menjelaskan resep kopi racikannya.

Tiba-tiba, panitia yang ketakutan tadi muncul membawa plastik hitam berisi beberapa amplop cokelat.

"Ini... untuk transportnya, Bang. Maaf ya cuma segini," katanya gemetar.

Dengan gerakan cepat yang mengalahkan kecepatan upload berita mereka, amplop-amplop itu disambar. Seperti menghilang ditelan jaket safari.

"Nah, gitu dong! Keadilan akhirnya datang juga lewat amplop!" seru Jarwo, puas.

Tanpa basa-basi, mereka berbalik dan melenggang pergi, menuju warung kopi di seberang jalan. Acara belum juga dimulai.

"Lho, Bang! Nggak liput acaranya dulu?" teriak Fitrah.

Bang Jarwo menoleh, sambil menepuk-nepuk saku jaketnya yang sekarang menggembung. "Ngapain repot? Fotonya minta aja ke panitia. Beritanya tinggal edit-edit press release. 'Bahan bakar'-nya kan udah kita dapet!"

Fitrah cuma bisa menggeleng. Di antara rasa geli dan miris, dia pulang ke kantor. Bukan membawa berita drainase, tapi sebuah cerita tentang dua dunia jurnalisme yang bertolak belakang: satu berjuang untuk integritas, satunya lagi berburu amplop untuk ongkos kopi.

Mendengar ceritanya, Bos Top tertawa terbahak-bahak sampai batuk.

"Kamu memang magnet untuk hal-hal absurd, Fit," katanya sambil menyeka mata. "Tapi ada pelajaran berharga hari ini."

"Apa itu, Bos?"

"Bahwa nilai integritas itu diuji di mana-mana. Bukan cuma di gedung mewah, tapi juga di proyek drainase pinggiran. Dan harganya... kadang cuma sepadan secangkir kopi basi di warung."

Fitrah ikut tertawa. Aroma tinta tercium lagi. Sebagai wartawan resmi, dia siap menghadapi tantangan apa pun. Mungkin lain kali, dia akan telusuri asal-usul ID card sebesar talenan itu. Siapa tahu ada cerita menarik di baliknya.

Bersambung: Ketika Integritas Bertemu Nalar Medis


Halaman:

Komentar