Sumatera Barat masih berjuang. Pasca banjir bandang dan longsor, kondisi di lapangan benar-benar memprihatinkan. Banyak jalan dan jembatan hancur, terputus, membuat wilayah itu lumpuh. Akibatnya, upaya mendesak untuk menyalurkan bantuan ke warga yang terdampak pun terhambat berat.
Menghadapi situasi ini, BNPB bersama pemerintah daerah langsung bergerak. Mereka mengerahkan puluhan unit alat berat untuk membuka akses. Perbaikan dilakukan di semua level jalan, mulai dari kabupaten, provinsi, hingga nasional yang rusak parah.
Angkanya cukup mencengangkan. Kerusakan tercatat di 321 titik jalan kabupaten/kota, 172 titik jalan provinsi, dan 62 titik di jalan nasional. Untuk menangani yang terakhir, sekitar 25 unit alat berat dikerahkan. Mereka bekerja siang malam di lokasi-lokasi krusial.
Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan detailnya pada Kamis (4/12).
"Alat berat tersebut tersebar di beberapa titik, misalnya di Kabupaten Solok, Agam dan Tanah Datar. Balai Pelaksana Jalan Nasional Kementerian Pekerjaan Umum melakukan perbaikan di jalan nasional, sedangkan Dinas Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Sumbar pada jalan provinsi," jelasnya.
Namun begitu, perbaikan tak cuma soal jalan. Akses juga dibuka dengan memasang jembatan darurat bailey. Setidaknya 22 unit jembatan jenis ini dibutuhkan untuk menyambung wilayah yang terputus. Daerah seperti Agam, Pasaman, hingga Kota Padang menjadi prioritas pemasangan.
Hingga Rabu (3/12) lalu, pekerjaan pembersihan material longsor masih terus berlangsung. Personel dan alat berat tak henti bekerja di Pasaman Barat, Agam, dan sejumlah kabupaten lain. Di Pesisir Selatan, upaya normalisasi sungai juga digencarkan untuk mencegah bencana susulan.
Muhari memberi contoh konkret.
Artikel Terkait
Setelah Terisolasi, Desa di Tapanuli Utara Kembali Tersenyum
Rob Kembali Genangi Muara Angke, Puncaknya Diprediksi Jumat Pagi
Gus Kautsar Soroti Banjir Sumatera: Ini Bukan Bencana Alam, Tapi Undangan Malapetaka
Pacul di Trotoar Jakarta: Kisah Warna dan Mimpi yang Tertunda di Rawa Belong