Suasana di posko penanggulangan banjir itu berat. Rabu lalu, Bupati Aceh Utara, Ismail A Jalil, tak kuasa menahan tangis di depan awak media. Air matanya mengalir, mengungkap kepedihan yang dalam. Banjir yang melanda wilayahnya ternyata jauh lebih dahsyat dari perkiraan, dan dia mengakui dengan jujur: pemerintah daerah sudah tak sanggup lagi menanganinya.
“Tidak sanggup, korbannya luar biasa,” ujarnya, suaranya tercekat.
Dia bercerita, dirinya sendiri sempat terperangkap dalam banjir selama hampir dua malam. Pengalaman itu, rupanya, hanya secuil dari penderitaan yang dialami warganya. “Banyak masyarakat kita kelaparan. Kekuatan kita tidak ada, kita hanya ada beras,” tambahnya sambil menyeka air mata. Ungkapan putus asanya itu terekam dalam sebuah video yang kemudian viral.
Menurut sejumlah saksi di lapangan, situasinya memang memprihatinkan. Ismail menegaskan bahwa pihaknya sudah berupaya maksimal. Namun begitu, bencana ini skalanya terlalu besar. Kapasitas daerah terbatas. Mereka sudah mengirim surat resmi ke Presiden, meminta percepatan bantuan. Yang dibutuhkan mendesak: logistik dalam jumlah besar, peralatan evakuasi, dan tenaga tambahan.
Artikel Terkait
Gembong Narkoba 2 Ton dari Ponorogo Diringkus di Hotel Mewah Kamboja
Amukan Massa di Gowa Tewaskan Terduga Pemerkosa Anak Disabilitas
Mobil Patroli Pengawal Jenazah Korban Banjir Bandang Tertabrak Truk di Jalur Sitinjau Lauik
Anak Menkeu Sebut Nama, Saham PT Toba Pulp Lestari Anjlok