Argumennya sederhana tapi kuat: coba lihat sekeliling. Hampir semua sendi kehidupan kita sekarang ini bergantung pada hasil tambang. Listrik yang menerangi rumah dan gedung, gadget yang kita pegang setiap hari, semuanya butuh material dari perut bumi.
Karena itu, menurut Gus Ulil, yang diperlukan bukanlah pelarangan total. Itu justru pandangan yang, dalam kata-katanya, "goblok". Persoalannya bukan ada atau tidak ada penambangan, melainkan bagaimana mengelolanya.
Jadi, intinya jelas. Di satu sisi, bencana alam ini jadi pengingat keras tentang dampak kerusakan lingkungan. Namun begitu, solusinya bukan dengan mematikan satu sektor secara ekstrem, melainkan dengan pengaturan dan penegakan aturan yang ketat dan benar. Itulah titik temunya.
Artikel Terkait
Sorak-sorai di Gardu Induk Sibolga: Listrik Kembali Setelah Hari-hari Gelap
Kesalehan Kosmetik: Ketika Ibadah Hanya Jadi Hiasan Tanpa Nurani
Cik Mail, Sang Penjaga Hutan Aceh yang Berjuang Sendirian
Gembong Narkoba 2 Ton dari Ponorogo Diringkus di Hotel Mewah Kamboja