Banjir besar yang menerjang Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat memaksa para pengelola dapur gizi untuk berpikir cepat. Kreativitas pun jadi senjata utama. Pasalnya, stok bahan pangan untuk memasak di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mulai menipis, bahkan langka di beberapa titik.
“Kami sedang berupaya untuk mengganti menu dengan menu lokal karena bahan pangan untuk SPPG-SPPG ini mengalami kelangkaan,”
Ujar Kepala Regional SPPG Badan Gizi Nasional (BGN) Aceh, Mustafa Kamal, Rabu (3/12) pagi. Ia menjelaskan, koordinasi sudah dilakukan untuk mengusulkan perubahan menu. Rencananya, bahan-bahan seperti umbi-umbian, kacang-kacangan, tahu tempe, serta ikan dari kolam warga akan jadi andalan.
Alasannya sederhana: bahan lokal itu masih bisa ditemukan. “Bahan makanan lokal ini tersedia di wilayah Aceh Barat, Bireun, dan Pidie,” katanya.
Namun begitu, masalahnya tak cuma soal bahan makanan. Pasokan gas untuk memasak pun ikut tersendat. Kamal mengaku sudah bertemu dengan Dinas ESDM Aceh. Tapi, untuk normalnya pasokan gas, butuh waktu satu hingga dua bulan lagi. Solusi yang ditawarkan? Briket batu bara.
“Kemarin kami sudah bertemu ESDM Aceh yang menawarkan briket batu bara,” kata Kamal.
Air Susah, Listrik Belum Stabil
Persoalan lain yang tak kalah pelik adalah air bersih dan listrik. Mereka sudah menghubungi PDAM, sayangnya belum ada kepastian kapa instalasi air yang rusak parah bisa diperbaiki. Listrik? Keadaannya masih fluktuatif. Banyak jaringan yang terendam dan belum berfungsi normal.
Kondisi ini berdampak langsung. Sebanyak 19 SPPG di Kabupaten Bireun terpaksa menghentikan operasinya. Menurut temuan lapangan Tim Deputi Pemantauan dan Pengawasan (Tauwas) BGN yang dipimpin Letjen TNI (Purn.) Dadang Hendrayuda, penyebab utamanya jelas: kelangkaan bahan baku, gas, air bersih, dan listrik.
Artikel Terkait
Korban Tewas Banjir Bandang Sumatra Tembus 753 Jiwa, Akses Logistik Masih Terkendala
Buronan Narkoba Rp5 Triliun Ditangkap di Kamboja Setelah Pengejaran Lintas Negara
Jakarta Siaga, Hujan Deras Diprediksi Hantam Ibu Kota Desember hingga Januari
Aceh Tamiang Terendam, Bantuan Terhambat Jalan Putus