Sebuah video yang direkam dari udara, memperlihatkan kondisi Kalimantan Selatan, tiba-tiba jadi perbincangan hangat di media sosial. Unggahan akun Instagram @amang.amir pada Minggu lalu itu bikin banyak orang gelisah. Dari ketinggian, lanskap Kalsel tampak berubah drastis gundul dan penuh bekas galian.
Pemandangannya cukup mencengangkan. Hamparan hutan yang dulu dikenal lebat, kini menyusut tajam. Sebaliknya, yang mendominasi justru area tambang dan bekas pengerukan tanah. Di sana-sini, terlihat titik-titik aktif dengan alat berat yang terus menggerus permukaan bumi. Sungguh pemandangan yang kontras banget.
"South Borneo from above."
Komentar pun langsung membanjir. Banyak yang cemas melihat perubahan secepat ini. Seorang netizen cuma menulis singkat, "Siap-siap Kalimantan." Yang lain menimpali dengan nada pesimis, "Parah... tinggal menunggu banjir dan longsor." Kekhawatiran mereka, rupanya, punya dasar yang kuat.
Diduga Kuat, Tambang dan Penebangan Jadi Biang Kerok
Memang, dari gambaran videonya, penyusutan hutan itu diduga kuat akibat aktivitas tambang yang makin menggila. Belum lagi pembabatan pohon untuk kayu yang sepertinya berjalan tanpa kendali ketat. Tanah bekas galian itu penuh cekungan, jadi semacam kolam penampung air raksasa yang bisa memicu bencana kapan saja.
Yang bikin ngeri, vegetasi pohon yang tersisa sangat minim. Padahal, di sekitarnya ratusan rumah warga berjejer. Risiko banjir dan tanah longsor, terutama saat musim hujan deras, jadi makin nyata. Pertanyaan besarnya: akankah area tambang yang sudah rusak ini direklamasi? Entahlah. Belum ada kejelasan soal itu.
Longsor di KM 171: Peringatan yang Berulang
Kekhawatiran warganet ternyata bukan sekadar omong kosong. Awal November lalu, longsor kembali terjadi di KM 171 Desa Satui Barat, Kabupaten Tanahbumbu. Lokasinya masih satu kawasan dengan titik longsor sebelumnya.
Artikel Terkait
Sirine Bahaya Berkumandang di Bantaran Code dan Winongo Usai Hujan Deras
Aktivis Sorot Tiga Menteri di Balik Banjir Bandang dan Ribuan Kayu Gelondongan
Mami Sabu 2 Ton Tiba di Indonesia, Diborgol Kabel Ties Setelah Diekstradisi dari Kamboja
Mogok di Stasiun Srowot, Commuter Line Yogyakarta-Palur Tertahan Hampir Dua Jam