Darwis kemudian menekankan satu hal penting. APBD itu pada dasarnya cuma rencana. Bisa jadi nyata, bisa juga tidak. Ia memberi contoh konkret: anggaran serupa di tahun 2025 ternyata mandek dan tak terealisasi sama sekali.
Nah, di sinilah persoalannya jadi makin rumit. Defisit APBD Mempawah 2026 yang mencapai Rp 70 miliar disebutnya sebagai penentu utama. Nasib pembangunan rumah dinas, dan mungkin juga sejumlah program lain, bergantung pada kemampuan daerah menutupi lubang anggaran itu.
Pernyataan terakhirnya itu seperti menggantung. Menyisakan tanda tanya besar di udara tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
Artikel Terkait
Mogok di Stasiun Srowot, Commuter Line Yogyakarta-Palur Tertahan Hampir Dua Jam
Menteri Lingkungan Hidup Desak Perubahan Arah: Waktunya Utamakan Adaptasi, Bukan Hanya Mitigasi
KLH Buru-Buru Petakan Kerusakan Lahan Pasca Banjir Bandang Sumatera
Tonny Lasut Siapkan Strategi, Bidik Kursi Ketua Golkar Sulut