Di sisi lain, Cak Imin sendiri sudah bersuara lantang sehari sebelumnya. Dalam sebuah workshop di Bandung, Senin (1/12), ia menjelaskan alasan di balik suratnya. Bencana di Sumatera yang dampaknya begitu besar, mendorongnya untuk bertindak cepat.
"Hari ini saya mengirim surat ke Menteri Kehutanan, Menteri ESDM, Menteri Lingkungan Hidup, untuk bersama sama evaluasi total. Evaluasi kebijakan, policy, dan langkah kita sebagai wujud komitmen dan kesungguhan kita sebagai pemerintah," tegas Cak Imin.
Lalu, apa maksud "taubatan nasuha" yang ia gaungkan?
"Bahasa NU-nya taubatan nasuha," ujarnya, merujuk pada istilah dalam Nahdlatul Ulama yang berarti tobat yang sungguh-sungguh.
Bagi Cak Imin, tobat itu harus konkret: mengevaluasi total semua kebijakan lingkungan, dari hulu ke hilir. Mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan ke depan. Pernyataannya bahkan terasa lebih keras dan filosofis.
"Kiamat bukan sudah dekat, kiamat sudah terjadi akibat kelalaian kita sendiri," ucapnya dengan nada prihatin.
Ia pun menutup dengan harapan, "Semoga yang sedang mengalami musibah segera mendapatkan bantuan dan kesabaran menyertai kita semua."
Artikel Terkait
Mesin Cuci Bukaan Atas: Solusi Praktis untuk Cucian yang Tak Ribet
108 WNI Selamat, 9 Tewas dalam Kebakaran Hebat di Hong Kong
Santri Tunanetra Bakal Ramaikan Quran Camp di Bogor
Dedi Mulyadi Sewa Dua Pesawat, Bawa Bantuan Rp 7 Miliar untuk Korban Bencana Sumbar