"Prioritas kami tetap menjangkau daerah-daerah yang terisolasi seperti Aceh Tamiang, Sibolga, Tapteng, Tapanuli Selatan, Aceh Utara, Aceh Selatan, Agam, Banda Meriah, Palembayang, dan lainnya," jelasnya.
Namun begitu, dia juga jujur mengakui kendala di lapangan. Tantangan terbesarnya bukan lagi uang, melainkan bagaimana menembus daerah yang jalannya putus total.
"Tantangannya ada di transportasi. Kami terus koordinasi dengan berbagai pihak agar bantuan benar-benar sampai ke saudara kita yang membutuhkan," kata Ferry.
Di sisi lain, respons publik yang begitu masif ini menunjukkan satu hal: kepedulian sosial masyarakat Indonesia masih sangat tinggi. Saat bencana datang, solidaritas selalu muncul mengalahkan segala perbedaan.
Aksi Ferry ini, sekali lagi, membuktikan bahwa kolaborasi antara publik figur dan masyarakat bisa menghasilkan dampak nyata yang sangat besar. Sekarang, semua mata tertuju pada proses penyaluran, berharap bantuan segera meringankan beban mereka yang terdampak.
Artikel Terkait
Golden Triangle Runtuh: Otak Penyelundupan Sabu Rp 5 Triliun Ditangkap di Kamboja
ART di Bandar Lampung Curi Motor dan Uang Majikan Baru Sebulan Bekerja
KUHAP Baru Perluas Cakupan Praperadilan, Wamenkum HAM Beberkan Tiga Hal Baru yang Bisa Digugat
Kapolda Aceh Tempuh Lima Hari dan Naik Perahu Demi Tinjau Banjir Tamiang