Masjid Azizi Bertahan di Tengah Banjir, Sejarah Panjangnya Terendam Air

- Senin, 01 Desember 2025 | 21:36 WIB
Masjid Azizi Bertahan di Tengah Banjir, Sejarah Panjangnya Terendam Air

Estafet kemudian dipegang putranya, Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah, penguasa Langkat ketujuh. Dialah yang akhirnya menghidupkan mimpi ayahnya.

Uniknya, rancangan masjid ini dikerjakan oleh seorang arsitek asal Jerman. Lalu, tenaga kerjanya adalah perpaduan antara warga lokal Langkat dan para pekerja dari etnis Tionghoa. Untuk bahan bangunannya, didatangkan khusus dari Penang dan Singapura lewat jalur laut.

Kapal-kapal ber-tonase 600 ton saat itu masih bisa melintasi Sungai Batang Serangan dengan lancar.

Akhirnya, pada 13 Juni 1902 Masehi, bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi, masjid ini diresmikan. Sultan Abdul Aziz sendiri yang memimpin acara, sekaligus menandai perubahan status Kerajaan menjadi Kesultanan Langkat. Biayanya tak main-main, sekitar 200,000 Ringgit. Dan sebagai penghormatan, masjid ini kemudian dinamai Azizi, mengambil dari nama sultan.

Kini, setelah berusia lebih dari seabad, masjid ini tak cuma jadi tempat ibadah. Sejak 2010, Pemerintah menetapkannya sebagai cagar budaya. Nilainya bagi sejarah, agama, dan kebudayaan diakui. Penetapan itu juga mencakup kompleks makam Kesultanan Langkat yang ada di halamannya saksi bisu lain dari sebuah era yang telah berlalu.


Halaman:

Komentar