Konvoi truk tambang raksasa yang meliuk di jantung Kota Muara Enim pada pertengahan November lalu, ternyata masih menyisakan bara. Bukan sekadar bara, tapi kini sudah menyulut rencana aksi besar. Suara Informasi Rakyat Sriwijaya (SIRA) bersiap turun ke jalan, tepatnya di depan Kantor Gubernur Sumsel di Palembang. Mereka bilang, ini alarm bahaya. Alarm bahwa kontrol negara di ruang publik kita mulai melemah, bahkan nyaris hilang.
Bagi Direktur Eksekutif SIRA, Rahmat Sandi, peristiwa empat unit truk Heavy Duty itu melintas tanggal 13 November 2025 bukan cuma urusan pelanggaran teknis belaka. Ini lebih dalam. Ini simbol. Simbol kegagalan pemerintah dalam mencegah potensi bencana yang mengintai keselamatan warga.
Katanya tegas. Video viral yang beredar memang memperlihatkan pemandangan yang cukup mencemaskan. Kendaraan-kendaraan raksasa itu melaju tanpa pengawalan resmi, melewati kawasan Islamic Center Muara Enim yang penerangannya minim. Gelap. SIRA menilai, kasus ini harus jadi pembelajaran pahit bagi semua pihak.
Yang bikin geram, dalih dari perusahaan. Mereka mengklaim punya “izin dari Kepala Desa Kepur”. Nah, menurut SIRA, klaim semacam ini justru bentuk manipulasi aturan yang keterlaluan. Jalur perkotaan jelas-jelas berada di bawah kewenangan pemerintah kabupaten dan provinsi, bukan desa.
Rahmat menegaskan. Ada laporan dari warga juga, bahwa rute yang dipilih perusahaan bukanlah rute teraman. Itu cuma rute tercepat menuju tujuan. Praktis, demi efisiensi logistik, keselamatan publik dikorbankan.
Aksi yang mereka rencanakan, ditekankan Rahmat, bukan gerakan emosional semata. Ini langkah sistematis untuk mengembalikan wibawa regulasi yang tergerus.
ujarnya. Momentum ini, bagi SIRA, harus jadi titik balik. Pemerintah provinsi didesak memperketat pengawasan kendaraan tambang, terutama di wilayah rawan seperti Muara Enim dan Lahat.
Artikel Terkait
Casatopup Jadi Andalan Top Up Diamond Magic Chess Go Go, Ini Keunggulannya
Pahlawan Berjas Hujan: Antara Panggung Bencana dan Solusi Nyata
Banjir Belum Surut, Bupati Puji Prabowo di Tengah Reruntuhan
Siklon Senyar Picu Hujan Sebulan dalam Sehari, DPR Pertanyakan Kesiapan Teknologi