✍🏻 Hisyam Mahrus Ali
Kalau situasinya sudah begini, rasanya jelas mana yang harus kita pilih. Sebagai muslim yang aqidahnya lurus dan punya akal sehat, sudah seharusnya kita berdiri di belakang Ikhwanul Muslimin (IM). Memang, tak semua dari kita berasal dari kalangan mereka atau jadi simpatisan. Tapi di tengah konflik ini, IM hadir mewakili suara kaum muslimin. Sementara itu, Trump la'natullahi 'alaihi tak lain adalah perpanjangan tangan Dajjal dan Zionis Yahudi.
Nah, yang bikin miris, masih ada saja yang ngotot memusuhi IM dengan alasan mereka dianggap teroris atau bukan dari golongannya. Sikap seperti itu justru menempatkan diri sejajar dengan barisan kaum kafir dan munafik. Bahaya sekali. Bisa-bisa keislamannya dipertanyakan, dan kelak di akhirat dikumpulkan bersama Mr. Trump dan junjungannya, si Dajjal. Kenapa? Karena mereka lebih memilih berpihak pada kekuatan kafir yang jelas-jelas memusuhi Islam.
Mereka yang bersikap seperti itu kayaknya perlu segera periksa otak. Mungkin ada yang konslet di sana. Butuh dioperasi biar kembali waras dalam berpikir dan bertindak.
Artikel Terkait
Utusan Rahasia Trump Dikirim ke Putin, Upaya Damai Ukraina Masuki Babak Baru
WhatsApp Ayah Dibobol, Teror Menyergap Mahasiswi Pengkritik Pemerintah
Program MBG Ringankan Beban Ibu, Anak pun Semangat ke Sekolah
Tiga Nyawa Melayang dalam Kobaran Api di Ruko Bantaeng