Persoalan tak berhenti di urusan kesejahteraan. Jendryk juga menyoroti fasilitas sekolah yang jauh tertinggal dibanding sekolah di kota. Menurutnya, ini sangat menghambat proses belajar-mengajar.
Saat ujian nasional berbasis komputer digelar, misalnya. Mereka sampai harus meminjam laptop milik guru karena tak punya komputer yang memadai.
Meski begitu, semangat mengabdinya tak pernah padam. Hanya saja, Jendryk berharap pemerintah lebih memperhatikan pendidikan di daerah terpencil. Ia ingin guru-guru seperti dirinya juga mendapat kesempatan meningkatkan kompetensi.
Di balik semangat mereka, ada harapan besar: pemerataan kualitas pendidikan yang benar-benar sampai ke pelosok negeri.
Artikel Terkait
Buaya Raksasa 585 Kg Tewas Usai Perut Dipenuhi Sampah Plastik dan Benda Elektronik
Ray Rangkuti Desak Interpol Turun Tangan Buru Buronan Kasus Korupsi Pertamina
Drama Legend of the Magnate Siap Hadirkan Epik Bisnis Dinasti Qing
Kapolda Riau Serukan Keadilan bagi Gajah di Tengah Aksi Tolak Relokasi Tesso Nilo