Tak hanya itu, pemikirannya juga tertuang dalam kitab-kitab berbobot. Misalnya, Diqqat al-Qannash (2020) yang mengupas pandangan Imam Syafi'i tentang tata cara penegakan hukum fikih. Lalu al-Fatwa wa-ma Yanbaghi li al-Mutafaqqih Jahluhu (2020) yang menguraikan teori Ushul Fikih dan implementasinya dalam pembuatan fatwa.
“Karyanya yang juga penting adalah Dlawabith Bahtsil Masa'il wa al-Ifta' 'inda Nahdlatil 'Ulama' (2022). Kitab ini mengupas kaidah-kaidah yang digunakan para kiai NU dalam menjawab pertanyaan keagamaan di Bahtsul Masa'il dan proses pembuatan fatwa,” jelas Kiai Imam.
Ketiga, moderasi dan wawasan kebangsaan. Gus Zulfa dikenal sering menekankan pentingnya NU menjaga jarak dari politik praktis. Ia teguh pada tanggung jawab agama dan kebangsaan, selaras dengan prinsip dasar NU.
Keempat, kemampuan komunikasi. Ia kerap menjadi narasumber di berbagai forum dan seminar. Kemampuan ini penting untuk mensosialisasikan visi-misi NU ke masyarakat luas.
Kelima, keahlian dalam syair Arab. Dalam kitab-kitabnya, sering termuat syair Arab yang indah dan penuh makna. Misalnya dalam Tuhfat al-Qashi wa al-Dani fi Tarjamat al-Syaikh Muhammad Nawawi ibn 'Umar al-Bantani (2021), yang berisi biografi lengkap Syekh Nawawi.
“Sebagai cucu keponakan sang tokoh, Kiai Zulfa menyajikan syair-syair Arab yang menggambarkan berbagai aspek dari kehidupan Syekh Nawawi,” katanya.
Keenam, sikap kompromistis. Dengan latar belakang keilmuan yang kuat dan sikap moderat, Gus Zulfa dinilai mampu diterima berbagai faksi di internal NU. Ini sangat dibutuhkan di masa transisi atau krisis kepemimpinan menuju Muktamar Luar Biasa.
Dengan semua kelebihan itu, Gus Zulfa dinilai punya modal sosial dan kapasitas kepemimpinan yang mumpuni. Pengalamannya di jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah membuatnya paham betul seluk-beluk organisasi.
“Faktor-faktor tersebut menjadikannya layak tidak hanya sebagai Pjs Ketum, tetapi juga sebagai kandidat potensial untuk maju sebagai Ketua Umum definitif pada Muktamar NU ke-35 nanti,” pungkas Kiai Imam.
Potensi itu, katanya, akan semakin kuat jika selama menjadi Pjs bila benar terjadi ia mampu mengelola dinamika internal dengan baik dan mengembalikan marwah PBNU sesuai khittah yang diamanatkan para kiai.
Artikel Terkait
Tersangka Penculikan Alvaro Tewas Gantung Diri di Sel Tahanan
Ibu Alvaro Akhirnya Tiba, Berpeluk Haru di Tengah Duka
Kecelakaan Maut di Tol Lampung, 207 Ribu Pil Ekstasi Berhamburan
Program Makan Bergizi untuk Baduy Terganjal Medan dan Adat