Disembunyikan Selama Ini! Akhirnya Terbongkar! Kok Ada Orang Barat Zionis di Tubuh Kepengurusan NU?
Ini dia kronologinya.
Semuanya berawal dari sebuah undangan. Di pertengahan November 2025, beredar undangan resmi PBNU untuk acara internasional di lingkungan Asosiasi Kader Nahdlatul Ulama (AKNU). Tajuknya forum dialog peradaban dan demokrasi, yang memang sudah jadi branding PBNU di kancah global.
Tapi yang bikin heboh bukan acaranya. Melainkan siapa yang diundang.
Di sana tercantum nama Peter Berkowitz. Siapa dia sebenarnya?
Dia akademisi Amerika yang dikenal luas sebagai pendukung Israel. Tak hanya itu, dia juga pembela tindakan militer Israel atas Palestina, dan termasuk intelektual konservatif yang mendorong normalisasi hubungan Arab–Israel. Dia bahkan pernah jadi pejabat di era pemerintahan Trump.
Masuknya tokoh pro-Zionis ke forum PBNU langsung memantik pertanyaan besar. Siapa yang mengundang? Dan apa dasarnya?
Reaksi Rais Aam PBNU: Pencabutan Mandat (23 November 2025)
Merespons gaduh yang meluas, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar akhirnya mengambil langkah tegas. Beliau memecat Ketua PBNU Yahya Colil Staquf yang dinilai bertanggung jawab penuh atas undangan kontroversial itu.
Memang, Ketua PBNU ini sebelumnya sudah sering menimbulkan tanda tanya. Foto mesranya dengan Benjamin Netanyahu beredar luas di media sosial. Tapi ternyata, ceritanya tak berhenti di situ.
Ada aktor lain di balik layar. Penasihat khusus yang biasanya merekomendasikan setiap acara di lingkungan NU. Namanya Charles Holland Taylor.
Siapa Charles Holland Taylor?
Profilnya cukup menarik. Warga negara Amerika Serikat yang sudah menjadi mualaf sejak 2003. Di kalangan NU, dia lebih dikenal dengan nama Haji Muhammad Kholil. Dia juga co-founder beberapa lembaga internasional yang berafiliasi dengan NU, seperti LibForAll Foundation, Bayt ar-Rahmah, dan Center for Shared Civilizational Values (CSCV).
Dia pernah jadi partner Gus Dur di era 2000-an, dan sejak itu jadi penasihat internasional bagi sejumlah tokoh NU, dari era Gus Dur hingga Yahya Staquf.
Latar Belakang Holland Taylor Sebelum Masuk Islam
Sebelum memeluk Islam, Holland adalah pengusaha telekomunikasi AS. Dia aktif di lingkaran kebijakan luar negeri Amerika, dekat dengan kalangan konservatif dan liberal moderat di Washington. Fokusnya pada isu counter-extremism, civilizational dialogue, dan kebijakan Timur Tengah.
Jejaringnya di AS ini sering dianggap sejalan dengan kebijakan pro-Israel. Narasi “melawan ekstremisme Islam” pasca 9/11 banyak dikendalikan kalangan pro-Israel, dan Holland bergerak di sektor yang sama. Reputasinya sebagai “pro-Zionis budaya” pun melekat sejak lama.
Artikel Terkait
Kalimantan Barat Diguncang Rentetan Kasus: Dari Korupsi Yayasan hingga Vonis Mati Pembunuh Balita
Prabowo Panggil Menteri hingga Jenderal, Bahas Penertiban Tambang Ilegal di Hambalang
Nasib Naas Pemulung di Bekasi Usai Gerinda Mortir Bekas
Buruh Siap Turun ke Jalan, Tolak Kenaikan UMP 2026 yang Dinilai Tak Memadai