Suasana di Beirut mendadak berubah kacau pada hari Minggu (23/11). Sebuah serangan dilancarkan Israel ke jantung ibu kota Lebanon itu, dan kabar buruknya: seorang petinggi pasukan Hizbullah menjadi sasaran utamanya.
Menurut keterangan otoritas setempat, serangan itu menghantam sebuah apartemen. Akibatnya, lima orang dilaporkan tewas di tempat kejadian.
Di antara mereka yang gugur, ada satu nama yang mencuri perhatian: Haytham Ali Tabtabai. Dia bukan anggota biasa. Posisinya sebagai komandan senior Hizbullah menjadikan kematiannya sebagai pukulan telak bagi kelompok tersebut. Yang menarik, ini adalah komandan paling tinggi dari Hizbullah yang berhasil dihabisi Israel sejak gencatan senjata November 2024 diberlakukan. Padahal, gencatan senjata itu sendiri tujuannya untuk meredakan ketegangan antara kedua kubu yang bertikai.
Tak butuh waktu lama, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu langsung angkat bicara di hari yang sama. Dengan nada tegas, dia menyampaikan bahwa negaranya "tidak akan tinggal diam membiarkan Hizbullah membangun kembali kekuatannya."
Netanyahu juga mendesak agar Hizbullah segera melucuti senjatanya.
"Memenuhi komitmennya untuk melucuti senjata Hizbullah," tegasnya, seperti dikutip dari AFP.
Artikel Terkait
Setelah 21 Tahun Hilang, Pekerja Migran dari Temanggung Ditemukan dalam Kondisi Disiksa
Kisah Umar bin Khattab: Ketika Kecerdasan Bertemu Iman
Rupiah Dipangkas Tiga Nol: Antara Efisiensi dan Ujian Kepercayaan Publik
Semarang Siap Gelar Ajang Bergengsi CSRINDONESIA AWARDS 2025, Wujudkan Strategi Keberlanjutan Perusahaan