MERAUKE - Makam seorang anak penyandang disabilitas berinisial JRR (11), korban pembunuhan di Merauke, akhirnya dibongkar. Proses ekshumasi ini dilakukan demi kepentingan penyelidikan lebih lanjut.
Tim gabungan Polres Merauke dan Bidlabfor Polda Papua turun langsung ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Semangga 3 pada Jumat (21/11/2025). Semuanya dimulai sekitar pukul 10.30 WIT. Yang memimpin adalah dokter forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua.
Prosedur forensik dijalankan dengan sangat ketat. Di sisi lain, pihak keluarga dan unsur terkait juga hadir untuk menyaksikan, memastikan transparansi dari awal sampai akhir.
Kasi Humas Polres Merauke, Ipda Andre MSB, membenarkan langkah ini. Menurutnya, pembongkaran makam terkait langsung dengan penyidikan kasus pembunuhan yang sempat mengguncang Jalan Ternate, Gang Evadekai, beberapa waktu silam.
“Kasus ini masih dalam penyelidikan, kegiatan hari ini guna mendukung proses penyelidikan,” ujar Andre, Sabtu (22/11/2025).
Tujuannya jelas: mencari bukti forensik tambahan. Para penyidik ingin memastikan penyebab kematian JRR secara lebih jelas dan ilmiah. Mereka mendalami kemungkinan adanya tanda-tanda kekerasan atau bukti lain yang mungkin terlewat.
Untuk mengamankan proses yang berlangsung sekitar 3,5 jam itu, Polres Merauke mengerahkan 35 personel. Mereka menutup akses di sekitar titik penggalian. Dari pembukaan makam, pengangkatan jenazah, hingga pemeriksaan awal di lokasi, semuanya dijaga ketat agar tak ada gangguan.
Harapannya, hasil pemeriksaan ini bisa memberikan petunjuk yang signifikan. Siapa pelakunya, apa motif di balik pembunuhan bocah disabilitas ini? Semoga langkah ini membawa keadilan yang selama ini dinantikan.
Terkini
Minggu, 23 November 2025 | 04:36 WIB
Minggu, 23 November 2025 | 04:35 WIB
Minggu, 23 November 2025 | 04:30 WIB
Minggu, 23 November 2025 | 04:25 WIB
Minggu, 23 November 2025 | 04:00 WIB
Minggu, 23 November 2025 | 03:55 WIB
Artikel Terkait
Pekerja Migran Disiksa 21 Tahun di Malaysia, Anak Majikan yang Ungkap Kekejaman
Gus Yahya Bantah Terima Surat Pengunduran Diri, Ragukan Keaslian Dokumen
Gus Yahya Sebut Upaya Pemberhentiannya dari Ketum PBNU sebagai Tindakan Sepihak
Gus Yahya Tegaskan Tak Ada Niatan Mundur Meski Ditekan Surat